Agrozine.id – Dalam beternak lele, hama dan penyakit tidak dapat terhindar. Jika tidak segera ditangani, hama dan penyakit akan mempengaruhi produktivitas, nilai jual, dan membuat kerugian bagi peternak. Manajemen budidaya ternak ikan lele juga perlu ditingkatkan, seperti menjaga kualitas air dan memberi pakan sesuai kebutuhan. Namun, tahukah kamu apa saja hama penyakit yang biasa menyerang lele? Jangan khawatir, kenalilah dulu aneka hama dan penyakit pada ikan lele dari artikel ini agar kamu tahu langkah pengendaliannya yang tepat.
Hama dan Pengendaliannya
Hama yang biasa mengganggu ternak lele biasanya bersifat predator, pengganggu, dan pesaing. Hama ikan lele yang bersifat predator seperti ular, musang, dan kucing. Sementara, hama ikan lele yang dikategorikan pengganggu ialah belut, terutama yang beternak di kolam tanah. Hama yang bersifat pesaing bagi ikan lele adalah ikan gabus dan ikan mujair, kedua ikan ini dapat berkembang biak dalam kolam melalui saluran air. Pengendalian hama lele tersebut dapat dilakukan dengan cara membuat pagar di pinggiran kolam, menyaring jalan masuk dan keluar air, serta menutup kolam dengan paranet.
Penyakit dan Pengendaliannya
Penyakit pada ikan lele juga dapat ditemui pada ikan tawar jenis lainnya. Biasanya ikan lele terserang penyakit yang berasal dari jamur, protozoa, bakteri, dan virus. Berikut ini adalah penyakit yang menyerang ikan lele dan cara pengendaliannya.
- Penyakit Bintik Putih (White Spot)
Penyakit yang menyerang ikan lele ini biasanya disebabkan oleh protozoa jenis Ichthyp hyhirius multifillis, kualitas air buruk, suhu terlalu dingin, atau ikan terlalu padat dalam habitat. Ikan lele yang terkena penyakit bintik putih akan mengalami gejala timbulnya bintik-bintik pada permukaan kulit dan insang dan menggosokkan badannya ke dinding atau dasar kolam. Untuk mencegah penyakit ini menyerang ikan lele, pertahankan suhu air pada kisaran 28 derajat celcius, dengan kualitas air yang baik. Sementara untuk pengendaliannya, rendam ikan dalam larutan formalin 25 cc/m3 dan malacit green 0,15 gram/m3 selama 24 jam. Pada ikan lele yang sudah besar, dapat pindahkan ke kolam dengan suhu 28 derajat celcius.
2. Penyakit Gatal
Penyakit satu ini disebabkan oleh protozoa Trichodina sp, kepadatan ikan yang terlalu tinggi dan ikan lele kekurangan oksigen. Ikan lele yang terserang penyakit gatal akan menimbulkan gejala pada tubuh seperti warna tubuh kusam, ikan terlihat lemas, dan akan sering menggosok-gosokkan badannya ke dinding atau dasar kolam. Sebagai bentuk pencegahan, aturlah kepadatan ikan dalam kolam dan jagalah kualitas air. Apabila sudah terserang penyakit ini, lakukan pengendalian dengan merendam ikan dalam larutan formalin 40 ppm selama 12 hingga 24 jam.
3. Bakteri Aeromonas hydrophila
Penyakit ikan lele ini disebabkan bakteri dan akan membuat perut ikan menggembung dan berisi cairan getah bening. Selain itu, pangkal sirip ikan lele membengkak disertai luka-luka disekujur tubuh. Bakteri ini juga dipicu oleh penumpukan sisa pakan yang membusuk di dasar kolam. Untuk itu, upayakan pemberikan pakan yang lebih tepat dan pertahankan suhu air 28 derajat celcius. Pada ikan lele yang terserang, campurkan antibiotik Oksitetrasiklin (OTC) dengan pakan dengan dosis 50 mg per pakan dan berikan selama 7-10 hari. Gantilah air kolam sebanyak dua kali sehari apabila penyakit menyerang kolam pembesaran. Saat penggantian air, tambahkan pula garam dapur dengan takaran 100-200 gram/m3.
4. Penyakit Cotton Wall Disease
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Flexibacter Columnaris dan dipicu oleh pembusukan sisa pakan di dasar kolam dan suhu air yang terlalu tinggi. Ikan lele yang terserang penyakit ini banyak mengambang, lambat berenang, memiliki luka dan lecet pada permukaan tubuh atau bintik putih. Pencegahannya dapat dilakukan dengan mempertahan suhu air pada 28 derajat celcius dan mengontrol pemberian pakan ikan. berikan OTC 50mg per kg pakan selama 7-10 hari untuk mengobati ikan yang terserang penyakit ini. Bisa juga dengan merendam ikan dalam larutan OTC dengan dosis 3-5 ppm selama 12 hingga 24 jam.
5. Serangan Channel Catfish Virus (CCV)
Penyakit pada ikan lele ini disebabkan oleh virus yang tergolong herpes dan dipicu oleh suhu air yang tidak stabil, penurunan kualitas air, dan kepadatan tebar yang tinggi. Ikan lele yang terinfeksi akan berenang berputar-putar, tampak lemah, sering tegak vertikal di permukaan, dan mengalami pendarahan di bagian sirip ataupun perut. Sebaiknya kebersihan kolam dijaga dan pastikan pakan yang diberikan berkualitas untuk mencegah serangan virus ini.
6. Penyakit Kuning (Jaundice)
Penyakit berikut ini disebabkan oleh kesalahan nutrisi pakan, seperti pakan berkualitas buruk, produk kadaluwarsa, atau disimpan di tempat yang lembab. Ada juga yang mengatakan, Jaundice disebabkan oleh pemberian jeroan, ikan rucah secara kontinyu, dan bila dalam air kolam terdapat banyak alga merah.
7. Pecah Usus (Reptured Intestine Syndrom)
Penyakit pada ikan lele ini disebabkan oleh pemberian pakan yang berlebihan. Karena ikan ini termasuk rakus, berapapun pakan yang diberikan akan dihabiskan sehingga memecahkan usus bagian tengah atau belakangnya. Untuk itu, lakukan pengaturan pemberian pakan secara efektif, yaitu 3 hingga 6 persen dari berat tubuhnya per hari. Berikan pakan secara bertahap, yakni pagi, siang, sore, atau malam hari.
8. Kekurangan Vitamin
Penyakit ini disebabkan karena ikan kekurangan vitamin C sehingga mengakibatkan tubuhnya bengkok dan tulang kepala retak. Untuk pengobatannya, berikanlah vitamin mix yang banyak di jual di pasaran dengan dosis 1 gram per kg pakan lele selama 5-7 hari.
9. Keracunan
Penyakit berikut ini disebabkan karena faktor lingkungan seperti air yang tercemar pestisida atau bahan kimia lainnya. Gantilah air kolam minimal 2 kali sehari sebanyak 20 persen untuk menanggulanginya. (Rin)