Agrozine.id – Mulai menggeluti kegiatan bertani kopi sejak lulus SMA pada tahun 2017, kini Ari Ikhsan perlahan namun pasti menuai hasil kerja kerasnya selama ini. Ari mengaku tidak pernah belajar tentang pertanian sebelumnya. Ia hanya mengikuti sang ayah untuk bantu-bantu di kebun dan secara tidak langsung ia jadi paham bagaimana caranya bertani terutama kopi. Mampu melihat peluang bertani kopi sejak awal merupakan jalan sukses Ari yang kini bahkan sudah mencicipi pasar ekspor dari hasil pertaniannya sendiri, sekaligus menjadi sumber inspirasi bagi anak-anak muda di kampungnya.
“Awal mula bertani kopi semenjak saya lulus SMA di tahun 2017. Waktu sekolah saya ngga pernah belajar tentang pertanian, paling cuma ikut bapak saya bantu-bantu dikit di kebun”, ujar Ari.
Memiliki latar belakang pendidikan yang tidak bersangkut paut dengan pekerjaannya sekarang, Ari Ikhsan yang akrab dengan sapaan kang Ari ini mengaku sebelumnya tidak pernah terpikir akan merambah ke dunia pertanian. “Waktu dulu saya ngga berpikir ingin merambah di dunia pertanian. Setelah lulus SMA saya coba daftar di salah satu universitas di Bandung mengambil jurusan pertanian dan saya tidak lolos. Alhasil saya memutuskan untuk membantu bapak dulu di kebun sambil menunggu pendaftaran kuliah tahun depan dan mempersiapkan materi pertanian dengan belajar dari ayah saya. Setahun berlalu saya sudah tidak terpikirkan lagi untuk kuliah dan mulai nyaman mengurus kebun dan mengolah hasilnya sampai ke pemasaran”, ujarnya.
Ari menambahkan pada saat itu tidak banyak anak muda di kampungnya yang mau bekerja di pertanian terutama untuk pertanian kopi. “Pada saat itu belum banyak anak muda di kampung saya yang mau berkecimpung di dunia pertanian kopi, sedikit anak muda yang mau bertani melanjutkan kebun keluarga mereka. Tidak tahu kenapa, mungkin gengsi. Kemudian saya terpikirkan tentang regenerasi petani di daerah saya, kebanyakan yang jadi petani itu umur 40 an, hanya sedikit anak muda yang mau jadi petani. Saat itu yang terpintas di kepala saya “di saat coffe shop semakin banyak, tapi petani kopinya kurang, lalu coffee shop mau mengambil darimana?
Dari situ saya melihat bahwa ada peluang untuk saya bisa menjadi salah satu pemasok kopi-kopi yang dibutuhkan untuk coffee shop yang semakin banyak ini dan mulai saat itu saya semakin semangat bertani sekaligus ingin menjadi inspirasi bagi anak muda di kampung saya bahwa bertani tidak seperti yang mereka pikirkan. Melalui apa yang saya kerjakan saya ingin membuka pikiran mereka bahwa bertani itu menyenangkan, bertani itu mulia”, jelas Ari.
Menurut seorang Ari Ikhsan prospek pertanian kopi memiliki potensi besar untuk berkembang karena sudah mulai banyak cabang-cabang kopi baru yang buka dan semakin banyak orang yang menjadikan kopi sebagai konsumsi harian. “Yang penting adalah kita mampu melihat peluang bertani kopi itu menyenangkan. Disamping itu juga dengan semakin banyaknya coffee shop sekarang ini, saya rasa petani kopi akan semakin maju asalkan dibarengi dengan harga jual yang setara dengan kualitas kopi yang diberikan”, ujarnya. (ira)