Agrozine – Selain dikenal sebagai destinasi pariwisata utama di Indonesia dan dunia, Pulau Bali memiliki kekayaan berupa aneka ragam plasma nutfah (sumber genetik) yang layak dikenal. Salah satu di antaranya adalah itik atau bebek bali. Namun, sayangnya bebek spesial ini seolah terlupakan sehingga masyarakat umum kurang mengenalnya. Selain di Pulau Bali, bebek ini juga banyak dibudidayakan di Lombok. Bebek ini tidak hanya dipelihara sebagai unggas produksi, tetapi lebih dari itu, digunakan sebagai sarana upacara agama Hindu di Bali.
Pada umumnya bebek bali hampir sama dengan bebek jawa, hanya badannya lebih berisi, lehernya lebih pendek, dan warna bulunya cenderung lebih terang. Bebek ini sering juga disebut bebek pinguin karena jalannya mirip seperti pinguin. Bebek ini adalah pejalan kaki yang hebat dan dapat berlari cepat sehingga tahan hidup dalam pemeliharaan penggembalaan.
Bebek bali bisa menjadi pilihan yang baik untuk dibudidayakan karena memiliki kemampuan beradaptasi yang baik. Bebek ini biasanya dipelihara secara ekstensif (diumbar) dan memiliki daya tahan hidup yang tinggi. Dengan demikian, budidaya bebek ini dapat diterapkan secara luas di Indonesia.
Berikut ini karakteristik bebek bali:
- Badannya cenderung langsing dan berdiri tegak seperti botol.
- Lehernya panjang, sedangkan ekornya pendek dan hampir mendatar.
- Warna bulunya putih, belang putih, dan kuning keabu-abuan.
- Saat berdiri tenang, badan itik membentuk sudut sekitar 45-60 derajat.
- Mempunyai bentuk kepala yang kecil.
- Matanya tajam dan jernih.
- Paruhnya berwarna kuning.
Bebek bali jantan mampu mencapai bobot 1,8-2 kg dan itik betinanya sekitar 1,6-1,8 kg. Dengan demikian, bebek ini mempunyai peluang yang bagus untuk dikembangkan sebagai itik pedaging.
Bebek ini ada yang berjambul dan tidak berjambul. Bebek yang berjambul memiliki daya tarik tersendiri. Dengan jambul khas yang dimilikinya dan warna yang lebih terang maka bebek berbulu putih dan kepala berjambul ini lebih banyak yang dijadikan sebagai unggas hias atau untuk sesaji daripada dijadikan sebagai bebek petelur atau pedaging.
Bebek ini umumnya mulai bertelur pada usia 23-24 minggu. Namun, bebek ini tidak mempunyai sifat mengeram telur. Bebek bali bulu “sumi” merupakan yang paling produktif karena dapat menghasilkan telur sekitar 153 butir per tahun. Bebek bulu “sumbian” mampu menghasilkan telur sekitar 145 butir per tahun. Bebek bulu “sikep” mampu berproduksi telur 100 butir per tahun dengan berat telur mencapai 70 gr/butir dengan kerabang telur berwarna putih atau kebiruan.
Bebek ini dapat bertelur setiap hari selama kualitas pakannya bagus dan diberi makan tiga kali sehari. Pakan bebek ini diantaranya campuran jagung, konsentrat, dan dedak. Sebagai ilustrasi, seorang peternak di Bali yang memiliki 1000 ekor bebek betina produktif akan menghasilkan 800 butir telur per hari. Dari jumlah itu, ia bisa meraup keuntungan bersih sebesar Rp 600 ribu per hari. Dalam waktu 2 bulan, keuntungan bersihnya mencapai Rp 50 juta. Menarik, bukan?
Demikianlah informasi tentang bebek bali. Semoga bermanfaat, tetap semangat belajar, selamat berbudidaya, dan semoga sukses! (das)
Yuk Sobat, Tonton Video Menarik Ini: