Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah.
Banyak sekali manfaat dari jahe, salah satunya digunakan untuk penambah rasa pada saat memasak, jamu dan lain sebagainya.
Cara Budidaya Jahe
Ada beberapa langkah dalam melakukan budidaya jahe. Lakukan beberapa langkah dibawah agar mendapatkan hasil maksimal.
1. Persiapan Lahan
Bersihkan lahan dari penyakit maupun gulma yang mungkin munculBuddd. Siapkan cangkul, jerami, dan pupuk dasar. Cangkul atau bajak lahan sekitar 25-35 cm, tambahkan campuran pupuk dan jerami, lalu biarkanlah sekitar satu pekan. Jika ingin lahan yang gembur, ulangi pencangkulan dengan disertai pembuatan bedengan selebar 85-125 cm. Jarak antar bedengan sekitar 25-30 cm.
2. Penyemaian Bibit
Ambil rimpang jahe dari lahan atau kebun jahe yang berusia tua, sekitar 8-10 bulan. Rimpang tersebut harus sehat, mulus, dan bebas hama. Keringkan rimpang dengan meletakkanya di tempat yang tersinari matahari, tetapi tidak sampai terlalu kering. Simpan rimpang tersebut kurang lebih 1 – 1,5 bulan. Setelah itu, jemur kembali selama sepertiga hari, dengan terlebih dulu memotongnya menjadi 3-5 mata tunas per rimpangnya. Rendam bibit ke dalam fungisida atau bakterisida sesuai dosis, lalu tiriskan dan jemur.
Baca Juga : Cara Menanam Jahe dalam Pot
Siapkan media semai berupa serbuk kayu, sekam padi, atau bisa diganti abu gosok. Siapkan kotak kayu, lapisilah kotak kayu bagian bawah dengan sekam padi dan letakkan bibit di atasnya. Taburi kembali bibit dengan sekam padi. Ulangilah pelapisan tadi dan terakhir tutup dengan sekam padi. Lindungilah bibit jahe dari panas atau hujan dengan meletakkannya di tempat yang teduh. Saat bibit jahe telah muncul tunas, pilih bibit jahe dengan kualitas tunas yang baik untuk ditanam.
3. Penanaman
Sebaiknya, penanaman dilakukan pada awal musim penghujan. Sebab, bibit tanaman jahe membutuhkan air yang cukup banyak di awal masa pertumbuhannya.
Buat parit di atas bedengan, lalu berikan jarak di antaranya. Letakkan bibit pada parit dengan mata tunasnya menghadap ke atas. Tutuplah bibit dengan tanah setebal 5 cm.
4. Perawatan Tanaman
Setelah proses penanaman berumur 6 – 8 minggu, beri pupuk susulan, yaitu TSP dan KCL dengan dosis masing-masing sebanyak 125 kg per hektar. Pupuk ditaburkan ke sekeliling tanaman tanpa mengenai batang atau rimpang jahenya. Tutup pupuk dengan tanah. Lakukan proses penyulaman pada tanaman jahe jika ada bibit jahe yang tidak tumbuh dengan baik atau mati. Lakukan proses penyiangan dengan membersihkan areal tanam dari rumput liar atau tanaman pengganggu lainnya.
5. Panen
Tanaman jahe siap panen ketika sudah masuk usia 4 bulan untuk jahe yang digunakan sebagai bahan penyedap masakan dan usia 10 hingga 12 bulan untuk jahe yang dijual umum ke pasaran. Ciri tanaman jahe siap panen ialah warna daun yang berubah dari hijau menjadi kuning dan semua batangnya telah mengering. Bersihkan dan jemur jahe yang telah dipanen di tempat terbuka sebelum dipasarkan.