Home Populer CIFOR Teliti Potensi Pohon Tamanu, Bisa Pulihkan Lahan Terdegradasi

CIFOR Teliti Potensi Pohon Tamanu, Bisa Pulihkan Lahan Terdegradasi

CIFOR Teliti Potensi Pohon Tamanu

Agrozine.id – Potesi phon Tamanu. Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) teliti potensi pohon tamanu atau lebih sering dikenal dengan nama nyamplung. Pohon tamanu banyak ditemukan di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Minyak dari pohon tamanu memiliki banyak manfaat diantaranya yaitu sebagai obat untuk luka maupun untuk kecantikan.

Lebih dari itu, pohon tamanu dikabarkan juga dapat memperbaiki lahan terdegradasi akibat terbakar atau pertambangan – dan secara simultan berkontribusi terhadap produksi bioenergi.

“Nyamplung telah terbukti mampu tumbuh dan beradaptasi dengan baik di lahan bekas terbakar dibantu pemberian pupuk,” kata Budi Leksono, pejabat FORDIA, dalam sebuah laporan kementerian berjudul Terbukti, Tanaman Bioenergi Potensial untuk Restorasi Lahan Terdegradasi.

Melihat potensi pohon tamanu tersebut, CIFOR teliti potensi pohon tamanu bersama dengan ilmuwan dari Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Indonesia (FORDIA), Universitas Mulawarman dan Universitas Sriwijaya mencoba melakukan penelitian terkait pohon tanamu dengan membuat sebuah kebun uji coba di lahan yang terdegradasi.

Kebun uji coba yang dikembangkan pada lahan terdegradasi tersebut sudah ada sejak tahun 2017 dan dibangun di Provinsi Jawa Tengah, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Pohon tamanu yang ditanam di kebun uji coba tersebut menunjukkan kemampuan merestorasi dan memperbaiki lahan bekas hutan dan gambut yang terbakar atau rusak akibat industri, eksploitasi atau deforestasi.

“Kebun uji coba masih dalam tahap awal, seraya menambahkan bahwa tamanu menunjukkan harapan bisa bertumbuh di berbagai lahan terdegradasi, termasuk rawa gambut,” ungkap Himlal Baral, ilmuwan senior Tim Energi Perubahan Iklim dan Pembangunan Rendah Karbon CIFOR.

Sedangkan untuk kebun uji coba yang ada di Provinsi Kalimantan Timur lokasinya berada di Hutan Penelitian dan Pendidikan Universitas Mulawarman. Lokasi penelitian tersebut sudah direstorasi selama 3 tahun untuk dapat dijadikan hutan bioenergi.

Sukartiningsih, kepala Pusat Kajian Reforestasi Hutan Tropis di Universitas Mulawarman mengungkapkan bahwa tingkat hidup pohon lebih dari 95 persen dan tumbuh sangat cepat, sehingga ia sangat optimistis bahwa penggembangan hutan bioenergi dengan nyamplung akan mempercepat program rehabilitasi lokasi lahan terbakar, bahkan pada lokasi bekas tambang batu bara.

Selain potensi pohon tanamu tersebut, tanaman ini juga bisa memperbaiki lahan terdegradasi, biji tamanu ini sangat berpotensi menjadi sumber penting biofuel. Hal ini menjadi krusial karena pemerintah tengah bergerak mewujudkan target besar meningkatkan konsumsi biodiesel sebanyak 30 persen dan konsumsi bioetanol sebesar 20 persen pada 2025.

Baca Juga : Bayer Luncurkan Varietas Tomat Tipe Roma Sebagai Upaya Atasi ToBRFV

Dengan adanya perkebunan tamanu ini diharapkan dapat mampu memerangi perubahan iklim dengan meningkatkan tutupan hutan dan mengurangi impor bahan bakar fosil, minyak biji tamanu ketika diolah menjadi biofuel juga dilaporkan menghasilkan emisi berhaya dalam tingkat yang sangat rendah.

Baca Juga : Syngenta Bermitra dengan Sound Ag Kembangkan Source, Pengatur Nitrogen Tanaman

Sukartiningsih memprediksi, jika nyamplung dibudidayakan dalam kapasitas yang cukup, Indonesia bisa dengan cepat menjadi eksportir bersih minyak berharga ini karena potensi pohon tanamu sangat baik dan banyak manfaat. (ran)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here