
Agrozine.id – Penelitian untuk meningkatkan kualitas tanaman padi, masalah-masalah dari mulai faktor cuaca, kecukupan nutrisi, serangan hama, hingga belum terpenuhinya pengetahuan yang dimiliki petani dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sehingga menghambat proses untuk mencapai swasembada beras diurai untuk mendapatkan solusi yang akhirnya merelease aplikasi DSS Padi yang ditujukan untuk mensejahterakan para petani petani padi.
Aplikasi DSS ini dikembangkan oleh Mimin Muhaemin, Ph.D., (alm) Totok Herwanto, M.Eng, Handarto, PhD, Muhammad Saukat, M.T., Dedy Prijatna, M.P., Dr. Dwi Rustam Kendarto, dan Rizky Mulya Sampurno, M.Sc. dosen dari Fakultas Teknologi Industri Pertanian dan Oviyanti Mulyani, M.P. dosen dari Fakultas Pertanian.
Aplikasi DSS ini merupakan aplikasi berbasis android yang dapat mengidentifikasi kecukupan pupuk nitrogen dan serangan penyakit blast dan brownspot pada tanaman padi.
Aplikasi hasil pengembangan yang dilakukan oleh tim dosen dan mahasiswa ini diklim lebih praktis dan akurat daripada alat identifikasi yaitu Bagan Warna Daun (BWD). “Sebenarnya ada alat dari pemerintah berupa BWD, tetapi petani yang tidak menggunakannya dengan alasan kurang praktis. Kalau lewat ponsel, semua petani dan PPL bisa melakukannya karena sudah pasti memilikinya,” Terang Mimin selaku ketua tim peneliti aplikasi DSS Padi.
Dan pada tahun kedua penelitian tersebut ditambah aspek pengendalian penyakit blast, dan Fitri Widiantini, Ph.D., Yusup Hidayat, PhD, dan Endah Yulia, Ph.D., merupakan tim peneliti ditambah dari Departemen Hama dan Penyakit Tanaman.
Penggunaan Aplikasi DSS Padi
Penggunaan aplikasi DDS Padi ini diawali dengan melakukan registrasi terlebih dahulu guna mengidentifikasi nama pengguna,lokasi tanam, dan jenis padi yang ditanam. Data akan tersimpan di database untuk keperluan pengembangan aplikasi kedepannya.
baca juga : Kenali Penyakit Pada Tanaman via Aplikasi
Setelah itu, pengguna bisa mengunggah foto daun dari tanaman padi yang dirasa sedang memiliki masalah. Foto yang dikirim akan dianalisis, lalu hasil analisis akan dikirim kepada pengguna dalam rentan waktu yang relatif singkat.
Dilansir dari laman berita Universitas Padjajaran, Senin (30/11/2020), Yusup Hidayat menjelaskan bahwa kerusakan pada tanaman padi disebabkan oleh dua faktor yaitu abiotik, contohnya kekurangan unsur hara, dan biotik seperti serangan hama, penyakit, jamur, hingga hematoda.
baca juga : Seperti Apa Sih Smart Farming?
Kerusakan akibat dua faktor ini bisa mirip. Jika petani dan PPL kurang berpengalaman, dikhawatirkan terjadi kesalahan dalam penanganannya.
Oleh karena itu, petani dan PPL yang belum berpengalaman harus memahami cara identifikasinya secara akurat. Lewat aplikasi DSS Padi ini, petani dan PPL dapat melakukan identifikasi dengan praktis menggunakan ponsel masing-masing.
baca juga : Jenis Hama Tanaman Padi dan Cara Menanggulanginya
Dalam uji lapangan aplikasi ini, tim peneliti berkoordinasi dengan Dinas Pertanian di 4 kabupaten sasaran yaitu Cianjur, Bandung, Sumedang, dan Indramayu, yang mewakili wilayah dataran tinggi, sedang dan rendah. (ran)