Home Populer Fakultas Kehutanan IPB University Deklarasikan Masyarakat Konservasi

Fakultas Kehutanan IPB University Deklarasikan Masyarakat Konservasi

Agrozine.id -Fakultas Kehutanan IPB University melalui Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata melakukan deklarasi terhadap masyarakat konservasi yang dipandu oleh salah satu dosen DKSHE, Rinekso Soekmadi. Tujuan diadakannya deklarasi tersebut adalah untuk mendorong terwujudnya masyarakat konservasi Indonesia.

Dr Naresworo Nugraha selaku dekan Fakultas Kehutanan IPB mengatakan deklarasi tersebut dilakukan usai diadakannya diskusi virtual yang bertema “Diskusi Menuju Pembentukan Masyarakat Konservasi di Indonesia”.

Dikatakan oleh Dr Naresworo bahwa banyak tantangan yang dihadapi oleh para konservasionis. Selain kompleksnya permasalahan lingkungan yang dihadapi, adanya pro dan kontra mengenai konservasi juga menjadi tantangan besar yang dihadapi oleh para konervasionis.

Untuk menghadapi tantang tersebut diperlukan adanya strategi yang melibatkan berbagai pihak untuk tercapainya tujuan konservasi.

“Masyarakat konservasi dapat menjadi wadah untuk menciptakan strategi tersebut. Masyarakat konservasi juga diharapkan dapat membantu mengawal pelaksanaan berbagai kebijakan pemerintah yang berlaku”, ujar Dr Naresworo.

Peserta yang hadir dalam acara deklarasi masyarakat konservasi tersebut berasal dari berbagai instansi mulai dari lembaga pemerintahan, lembaga swadaya masyarakat, praktisi, akademisi dari berbagai generasi dari para sesepuh hingga anak muda milenial.

Selain itu narasumber yang hadir sebagai pembicara juga berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Turut hadir dua orang pembicara dalam acara tersebut. Mereka adalah Prof Hadi S Alikodra selaku pendiri Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan (nama awal dari Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata pada tahun 1982) dan Prof Rudy C Tarumingkeng selaku Dekan Fakultas Kehutanan IPB pada tahun 1968-1971.

Kedua pembicara ini menceritakan sejarah pembentukan Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan dan awal mula adanya gerakan konservasi di Indonesia dan besarnya tantangan yang dihadapi oleh para konservasi di Indonesia sehigga adanya masyarakat konservasi memang sangat dibutuhkan.

Pemahaman mengenai konservasi dan adanya perubahan dalam konservasi itu sendiri merupakan hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan gerakan konservasi. Prof Hadi S Alikodra menenkankan bahwa manusia harus menjadi inti dari gerakan konservasi tersebut dan melaksanakan kegiatan atau upaya untuk melindungi keanekaragaman hayati untuk keberlanjutan kehidupan manusia itu sendiri.

Selain kedua pembicara di awal, hadir pula perwakilan dari The Nature Conservancy Wahyudi Wardoyo yang menyampaikan tiga hal penting terkait dengan pembentukan masyarakat konservasi. Hal tersebut terdiri dari alasan melakukan konservasi, alasan pembentukan masyarakat konservasi dan pelaksanaan konservasi ke depannya.

Sementara itu Prof Nyoto Santoso selaku Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata mengatakan perlunya meletakkan landasan yang benar dalam pembentukan wadah konservasi.

Prof EKS Harini Muntasib menyampaikan kesimpulan dari diskusi tersebut bahwa pembentukan masyarakat konservasi yang merupakan keputusan dari peserta pertemuan dan juga pentingnya memasyaratkatkan nilai dari konservasi termasuk menyoroti perlunya inklusivitas dalam keanggotaan masyarakat konservasi.

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan usai deklarasi pembentukan masyarakat konservasi di Indonesia oleh Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB University adalah perumusan konsep awal dari tata kelola “code of conduct”dari wadah ini oleh tim kecil. (ira)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here