Home Biodiversitas Guanako, Keluarga Unta Penghasil Serat Kain Mewah

Guanako, Keluarga Unta Penghasil Serat Kain Mewah

Sumber foto: © Martin Harvey/WWF

Agrozine – Guanako yang bernama ilmiah Lama guanicoe adalah keluarga unta yang merupakan binatang asli Amerika Selatan. Hewan ini mirip dengan llama, alpaka, dan vikuna. Hewan ini di Amerika Selatan disebut chulengo. Habitat guanako berkisar dari permukaan laut hingga ketinggian 4.500 mdpl di seluruh Andes, dari Peru dan Bolivia ke selatan hingga Tierra del Fuego dan pulau-pulau lainnya.

Binatang ini memiliki tinggi sekitar 145-155 cm dengan panjang tubuh 210-220 cm. Beratnya sekitar 90 kg. Guanako memiliki wol yang lembut dengan warna bervariasi, dari cokelat muda sampai kayu manis tua. Guanako memiliki muka berwarna abu-abu dan telinga kecil.

Kulitnya pada bagian leher lebih tebal dibandingkan llama, alpaka, dan vikuna. Orang Bolivia menggunakan leher binatang ini untuk membuat sepatu.

Guanako merupakan nenek moyang llama. Keduanya mirip, tapi guanako berukuran lebih kecil dan ramping. Dalam situs Britannica disebutkan bahwa guanako mulai dimanfaatkan manusia sebagai hewan pengangkut beban sekitar 6.500 tahun lalu.

Ukuran jantungnya 15-20% lebih besar dari mamalia lain dengan ukuran tubuh yang sama dan darahnya mampu mengangkut banyak oksigen. Hal itu membuat guanako bisa bertahan di wilayah ketinggian minim oksigen.

Sama seperti llama, hewan ini juga jago meludah. Mereka bisa meludah sejauh 2 meter ke arah target tanpa meleset. Bukan cuma air liur, cairan yang disemprotkan dari mulutnya terdiri dari cairan pencernaan dan makanan yang belum tercerna.

Guanako punya dua jari di tiap kaki dengan bagian telapak yang empuk sehingga mudah berjalan di medan berbatu. Kecepatan lari maksimal guanako mencapai 64 km/jam.

Pejantannya menjadi dewasa secara seksual pada usia 3 tahun, sedangkan betinanya mencapai kematangan seksual pada usia 2 tahun. Sang pejantan mempertahankan wilayah yang aman dengan vegetasi berkualitas tinggi sehingga mampu menarik perhatian betina. Siklus reproduksi bertepatan dengan kondisi lingkungan terbaik setelah musim hujan. Ovulasi dipicu oleh sanggama. Masa kehamilannya berlangsung selama 11,5 bulan.

Waktu kelahiran hewan ini bervariasi menurut garis lintang, yaitu:

  • Peru Utara – April hingga Juni
  • Patagonia Chili – Pertengahan November hingga akhir Januari
  • Pantai Chili Utara – Sepanjang tahun

Berat anaknya sekitar 7-15 kg. Keturunan tunggal – sekitar 10% dari berat badan ibu. Di Patagonia hampir 80% kelahiran terjadi pada siang hari (bayi baru lahir lebih cepat kering). Anaknya sudah bisa berdiri begitu lahir.

Serat dari bulu guanako mulai dikenal sebagai bahan tekstil pada pertengahan tahun 1900-an. Seratnya dihargai mahal karena kelangkaannya dan teksturnya. Serat bulunya  digunakan untuk kain mewah. Seratnya lebih halus dari alpaka, tetapi lebih kasar dari vikuna. Wol guanako dikenal lembut, hangat, dan berkualitas tinggi. Permintaan terhadap wolnya tinggi di pasaran.

Populasi hewan ini sebagian besar ditemukan di Argentina dan Chili. Meskipun hewan ini terdaftar sebagai spesies yang paling aman oleh Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam dan Sumber Daya Alam, populasi hewan di bagian utara wilayah jelajahnya telah menurun secara signifikan akibat hilangnya habitat dan persaingan dengan hewan penggembala lainnya. Di sisi lain, pemerintah Peru, Paraguay, dan Bolivia menganggap hewan ini sebagai spesies yang terancam punah.

Demikianlah informasi tentang guanako. Semoga bermanfaat, tetap semangat belajar, selamat berbudidaya, dan semoga sukses! (das)

Yuk Sobat, Tonton Video Menarik Ini:

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here