Agrozine.id – Dalam program Dosen Mengabdi, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University memperkenalkan inovasi atraktor cumi-cumi kepada nelayan. Prof Mulyono Baskoro salah satu Guru Besar dari Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan menjelaskan cara kerja temuanya tersebut.
“Atraktor ini dikembangkan memanfaatkan tingkah laku cumi-cumi itu sendiri yaitu ketika cumi-cumi memijah dan menempelkan telurnya pada substrat dengan lingkungan yang remang-remang,” ujar Prof Mulyono.
Inovasi tersebut dikembangkan lantaran Indonesia memiliki sumberdaya perairan yang melimpah termasuk cumi-cumi di dalamnya. Adapun tujuan dikemabangkannya atraktor cumi-cumi tersebut adalah untuk meningkatkan daya dukung sumberdaya cumi-cumi sekaligus menjadi sarana dalam pengembangan kawasan pantai secara terpadu.
Selain itu, pengembangan inovasi ini juga bertujuan untuk menjaga kestabilan populasi, kualitas produksi dan ekosistem perairan juga melarang penggunaan bahan peledak dalam menangkap ikan yang bisa mengakibatkan kerusakan ekosistem perairan.
Tidak hanya itu, penerapan inovasi atraktor cumi-cumi ini juga bisa meningkatkan efisiensi perikanan tangkap sehingga meningkatkan mata pencaharian nelayan dan dapat menjadi alternatif mata pencaharian masyarakat pesisir.
Secara umum dengan keberadaan atraktor cumi-cumi ini akan menjadikan suatu kawasan menjadi tempat berkumpul dan bertelur cumi-cumi.
“Saat cumi-cumi melepaskan telurnya, telur-telur tersebut akan menempel pada atraktor sampai pada akhirnya menetas. Dengan begitu akan ada pemandangan unik di bawah air dengan hamparan telur cumi-cumi. Daerah ini juga dapat berfungsi sebagai daerah asuhan”, ujar Prof Mulyono.
baca juga : Bubuk Ajaib Penangkal Udang Mabuk
Dalam pembuatannya, bahan yang diperlukan untuk menghasilkan atraktor cumi-cumi terdiri dari bahan-bahan yang mudah didapat, tidak memerlukan bahan khsusus dan tidak memerlukan biaya yang mahal. Bahan tersebut terdiri dari kawat harmonika, bambu, drum bekas aspal atau minyak, dan tali rami atau serabut kelapa.
Hingga saat ini terdapat sebanyak 14 provinsi dan 30 kabupaten yang sudah menerapkan penggunaan inovasi atraktor cumi-cumi yang dikembangkan IPB University ini.
Sejak tahun 2006 awal munculnya inovasi tersebut hingga tahun 2020 saat ini tetap dilakukan kegiatan pelatihan kepada nelayan tentang penerapan atraktor cumi-cumi tersebut dan banyak nelayan sudah merasakan manfaatnya. (ira)
Tonton video menarik ini: