Agrozine – Usaha pertanian dapat dirintis oleh siapa saja, dari berbagai latar pendidikan. Hal ini dibuktikan oleh Wahyu Hidayat, petani anggur dan Founder dari Kebun Mini Anggur Pekanbaru yang berlokasi di Jalan Permadi IV Nomor 2 Pekanbaru. Lulusan Teknik Informatika UIN Suska Riau ini mulai menanam anggur dua tahun lalu dan belajar secara otodidak lewat YouTube. Simak ulasan wawancara redaksi Agrozine bersama Wahyu Hidayat, dalam perjalanannya melakukan pembibitan anggur di pekarangan rumah milik bapak mertua.
Perjalanan Awal Kebun Mini Anggur
Wahyu memulai usahanya dengan menanam sekitar tiga jenis anggur. Setelah berhasil berbuah, ia puas dan senang, lalu mulai mencoba jenis lain dan menanam lebih banyak. “Saya mulai mempelajari pembibitan. Setelah berhasil, saya jual, dan perputaran uangnya saya gunakan untuk membeli obat-obatan, peralatan, pupuk, dan lainnya,” ungkap pria kelahiran 4 Mei 1990 ini. Ia memanfaatkan lahan milik bapak mertua yang tidak tergarap. “Setelah dibersihkan, kita kasih pupuk, dan kita tanam. Setelah itu, kita kasih penyangga tiang. Awalnya saya pakai kayu, tapi karena terkena hujan, kayunya lapuk. Kita ganti dengan baja ringan,” tambahnya.
Karena sebelumnya tidak memiliki dasar di bidang pertanian, Wahyu mempelajari semuanya secara otodidak melalui internet khususnya YouTube. Ia juga belajar dari teman-teman yang lebih dulu mempelajari pembibitan. Menurut Wahyu, anggur merupakan tanaman tropis yang menyukai panas, sehingga cocok ditanam di Pekanbaru. “Kalau membaca sejarah dan literaturnya, anggur telah ditemukan dari ribuan tahun sebelum masehi di wilayah Mesir dengan iklim panas. Setelah dikembangkan, anggur kini banyak ditemukan di wilayah Asia Tengah, Asia Timur, Afrika Utara, dan Eropa,” terangnya.
Pembibitan Anggur
Bibit yang ditanam di Kebun Mini Anggur Pekanbaru dibeli dari temannya yang berasal dari wilayah Jawa dan Sumatera secara online. “Untuk membibitkan anggur, pertama kita membutuhkan batang bagian bawah. Setelah melalui proses pembibitan selama dua bulan, kita tanam dari batang dan stek, baru kita sambung dengan anggur yang sesuai dengan keinginan kita. Misalnya jenis ninel atau transfigurasi,” jelas Wahyu.
Baca Juga : Usaha Kebun Mini Anggur di Pekanbaru
Biasanya, Wahyu akan melakukan grafting atau menyambung bibit pada malam hari. Karena pada siang atau sore hari, banyak orang yang datang mengunjungi Kebun Mini Anggur untuk berkonsultasi. “Sehari bisa datang lebih dari 5 orang, dan satu orang bisa konsultasi hingga setengah jam atau satu jam,” ungkapnya.
Grafting merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyambung bibit batang bawah (seedling atau rootstock) dengan batang bagian atas, sehingga dapat menghasilkan buah yang berkualitas. Cara grafting dimulai dengan memotong batang bagian bawah, lalu disisipkan entress atau tunas dari tanaman anggur yang diinginkan. Tanaman dapat ditanam sekitar 1,5 hingga 2,5 bulan setelahnya.
Hama dan Penyakit Anggur
Kebun milik Wahyu juga dipasang kanopi dari bahan polycarbonate. Hal ini dilakukan, karena Wahyu melakukan pembibitan di bawah naungan. Selain itu, kanopi ini dapat melindungi tanaman dari serangan hama pemakan daun. “Setelah ada kanopi, hama pemakan daun mulai berkurang. Selain itu, kalau tanaman tidak terkena hujan akan jarang terkena jamur. Buah juga bisa pecah bila terlalu banyak terkena hujan,” ungkap pria asal Rengat ini.
Selain jamur, ada pula hama kutu trips yang tidak terlihat dan membuat batang tanaman anggur keriting, terutama di bagian pucuk. Setelah keriting tanaman akan gosong, buah yang dihasilkan pun kecil-kecil. Untuk mengatasinya, dapat disemprotkan fungisida atau akarisida. Akarisida sendiri biasa digunakan untuk mengatasi kutu-kutuan.
“Ada hama pemakan daun seperti walang sangit, dan dapat diatasi dengan fungisida. Hama selanjutnya adalah kutu penggerek batang, yang membuat batang bolong-bolong. Yang keempat, ada kutu pada batang tanaman anggur seperti kutu perisai. Lalu, ada hama nematoda yang menyerang akar dan membuat penyerapan nutrisi terhambat,” papar Wahyu.
Perawatan Tanaman Anggur
Menurut Wahyu, pada dasarnya proses perawatan semua jenis tanaman serupa. Seperti kebutuhan akan pupuk, air, dan nutrisi. Ia menambahkan, terdapat dua fase pada tanaman buah-buahan, yakni pertumbuhan fase vegetatif dan fase generatif. “Pemupukannya sama dengan tanaman lain, namun setelah pemupukan generatif, kita lakukan pemangkasan. Anggur itu kalau tidak pangkas, tidak akan berbuah. Ketika dipangkas, akan keluar tunas dan buahnya,” jelas Wahyu. Pemangkasan merupakan suatu keharusan atau langkah penting agar tanaman anggur berbuah. Menurutnya, tanaman anggur juga sebaiknya diperbanyak dengan bibit sambungan.
Selain pemeliharaan hama, proses penyiraman juga perlu diperhatikan agar teratur. Pemupukan juga harus dilakukan secara teratur dengan menyeimbangkan pupuk organik dan anorganik agar pertumbuhan lebih cepat.
“Sebenarnya untuk menanam anggur tidak sulit, namun tidak bisa dikatakan mudah. Tanaman yang harus diperhatikan, tidak bisa ditinggalkan. Kalau memiliki hobi untuk menanam, kita bisa mencoba tanaman anggur sebagai alternatif di depan rumah selain jambu, kelengkeng, mangga yang sering ditanam. Bila sudah mulai bosan, tidak ada salahnya menanam anggur. Karena skala buahnya premium, tampilannya bagus. Menanam anggur di depan rumah bisa memberikan suasana berbeda,” ujar Wahyu.
Strategi Kebun Mini Anggur Pekanbaru
Pembibitan dilakukan setiap hari agar sistem berkelanjutan. Pasalnya, bila ditunda 1 bulan sekali, akan sulit bila tanaman remaja sudah mulai banyak. Wahyu melakukan pembibitan setiap hari ataupun beberapa hari sekali agar tetap kontinyu. Bibit anggur yang siap dijual tidak memiliki jamur, dan dapat ditandakan dengan adanya sulur. Ketika sudah ada sulur, maka anggur telah memiliki perakaran yang bagus dan siap tanam.
Bibit anggur yang siap tanam juga ditandai dari pucuk yang cenderung bertubuh atau tidak stagnan. Dengan begini, pertumbuhan tanaman akan cepat dan kemungkinan dalam beberapa bulan saja sudah ada penambahan panjang lebih dari 1 cm. “Harapannya, ke depan saya ingin mengembangkan dalam skala yang lebih besar. Memiliki tempat khusus pembibitan yang bagus. Targetnya ke depan, kita ingin punya kebun sendiri untuk dijadikan agrowisata atau bahkan produksi buah. Karena produktivitas anggur juga lumayan tinggi,” pungkas Wahyu. (rin)