Home Biodiversitas Laron, Serangga Malam Pencari Cahaya di Musim Hujan

Laron, Serangga Malam Pencari Cahaya di Musim Hujan

Sumber foto: kapturepest.com

Agrozine – Musim hujan telah tiba di beberapa wilayah Indonesia. Mungkin kamu akan melihat laron beterbangan di sekitar rumah saat musim hujan. Ya, serangga ini muncul memeriahkan suasana malam pada saat memasuki musim hujan. Serangga ini akan menyerbu masuk ke dalam rumah-rumah penduduk yang terang di gelapnya malam.

Laron merupakan salah satu jenis dari hewan rayap yang terkenal sebagai pemakan kayu. Pada umumnya, rayap terbagi menjadi tiga kelompok koloni utama berdasarkan tempat tinggalnya, yaitu bawah tanah, kayu kering, dan kayu basah. Masing-masing koloni terdiri dari rayap pekerja, prajurit, dan swarmer atau rayap reproduksi.

Swarmer inilah yang menjadi laron dan bertugas untuk berkembang biak karena tidak semua koloni rayap itu dapat bereproduksi. Sebagian koloni rayap bersifat mandul sehingga untuk melanjutkan kelangsungan hidup, mereka membutuhkan swarmer.

Pada saat musim hujan, kondisi tanah basah dan lembap. Hal ini menyebabkan sebagian koloni rayap yang disebut laron keluar sarang dan melakukan tugas pentingnya, yaitu melakukan perkawinan. Bisa dibilang, musim hujan berarti musim kawin pada koloni serangga ini.

Jumlah laron yang keluar sarang di musim hujan berjumlah sangat banyak sehingga memudahkan mereka dalam mencari pasangan untuk melakukan perkawinan. Uniknya, beberapa rayap pekerja yang ada di luar kelompok swarmer bisa menumbuhkan sayap mereka dan ikut berkontribusi dalam pencarian pasangan di musim hujan.

Laron akan muncul dari dalam tanah, batang pohon besar, atau dari kayu di dalam rumah. Ilmuwan menyatakan bahwa perkawinan bisa terjadi antara spesies koloni yang berbeda sehingga menyebabkan keragaman genetik rayap.

Mengapa laron sangat tertarik dengan cahaya lampu? Menurut para ilmuwan, serangga bersayap ini akan segera mencari sumber cahaya setelah ia keluar sarangnya karena membutuhkan suhu hangat yang dipancarkan oleh lampu. Selain itu, serangga ini akan berkumpul di dekat cahaya lampu untuk mencari pasangan sebelum fajar tiba.

Bagi pasangan yang bereproduksi, mereka biasanya akan melepaskan sayapnya dan membentuk koloni baru. Pasangan-pasangan laron tersebut akan membuat lubang-lubang kecil di tanah basah dan meletakkan telur mereka di sana untuk ditetaskan menjadi rayap.

Laron dapat melihat dengan baik jika terdapat cahaya di sekitarnya. Hal ini berbeda dengan rayap kasta pekerja dan prajurit yang buta. Rayap di luar kasta swarmer biasanya tidak dapat menghasilkan keturunan meskipun memiliki alat reproduksi.

Serangga ini memiliki siklus hidup yang pendek, terutama jika mereka tidak menemukan pasangan. Ya, laron yang tidak dapat menemukan pasangan hingga fajar tiba akan mati. Selain itu, hanya sebagian saja yang dapat selamat karena banyaknya predator di alam, seperti burung, tokek, dan cecak. Laron akan mati jika tidak mendapatkan pasangan karena mereka akan terus aktif di luar sarang sampai sinar matahari muncul di pagi hari. Sinar matahari membuat laron kehilangan sebagian besar cairan tubuhnya sehingga tubuhnya kering.

Laron betina dapat bertelur sebanyak 30 ribu butir dalam sehari. Jumlah telur yang amat banyak tersebut dibutuhkan untuk mengimbangi banyaknya hewan ini yang mati di alam liar. Dari semua telur yang dihasilkan, hanya sebagian saja yang sanggup menjadi rayap sampai dewasa ke siklus hidup selanjutnya.

Demikianlah informasi tentang laron. Semoga bermanfaat, tetap semangat belajar, selamat berkarya , berbudidaya, dan semoga sukses! (das)

Yuk Sobat, Tonton Video Menarik Ini:

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here