Agrozine.id – Dalam artikel ini kita akan mengenal lebih dekat sosok Destieka Ahyuni, seorang dosen muda di Jurusan Budidaya Tanaman Pangan Program Studi Produksi Tanaman Pangan Politeknik Negeri Lampung. Desti panggilan akrabnya adalah lulusan Fakultas Pertanian IPB University.
Meski kini dirinya berprofesi sebagai dosen, namun diakui Desti ia tidak pernah memiliki cita-cita ingin menjadi seorang pengajar karena. “Awal mula saya ngga punya cita-cita menjadi dosen. Bahkan menjadi pengajar itu ngga pernah kepikiran. Melihat orangtua yang kebetulan berprofesi sebagai guru kok kelihatannya susah gitu. Tapi akhirnya kecemplung di perguruan tinggi. Memang bukan sebagai guru tapi menjadi seorang pengajar ya mirip lah”, ujarnya.
Sebelum menjadi dosen di Politeknik Negeri Lampung, Desti sempat diminta mengajar di Diploma IPB University. “Pada waktu itu lagi S2 di IPB saya sering bantu-bantu kegiatan dosen. Pada saat itu ada rencana kerjasama antara Pemda Mimika dengan Diploma IPB untuk menyekolahkan anak-anak Mimika di IPB dan pada saat itu saya diminta jadi ibu asrama sekaligus mengajar mereka. Nah saat itu saya mengajar di Diploma IPB tapi statusnya belum jadi dosen tetap”, ucap perempuan asal Lampung ini.
Dalam menjalankan pekerjaannya sebagai seorang dosen di Perguruan Tinggi, diakui Desti selain mengajar ia juga dituntut untuk melakukan Tridarma Perguruan Tinggi. Dengan Tridarma Perguruang Tinggi tersebut diakui Desti menjadi beban moral tersendiri baginya sebagai seorang pengajar.
“Kalau untuk tantangannya banyak. Yang saya pikir saya bisa lakukan dengan mudah, tapi ternyata setelah menjadi dosen itu sepertinya pikiran ini terus bergerak. Karena memang dengan Tridarma itu cukup jadi beban tersendiri juga karena kan kita dititipin anak-anak orang gitu. Jadi kayak gimana caranya mereka harus bisa gitu, karena ada peran kita juga disitu”, ujarnya.
Selain beban moral sebagai tenaga pengajar, perkembangan teknologi yang menuntut semua orang harus up to date juga menjadi tantangan tersendiri yang dialami Desti dalam pekerjaannya.
Dalam mengajar diakui Desti dirinya berusaha untuk memberikan teladan yang baik untuk mahasiswa yang diajarinya. Menurutnya jika ingin mengajarkan orang lain terlebih dahulu ia yang harus memberikan teladan baik yang bisa diikuti oleh mahasiswanya.
“Sebenarnya kan setiap orang pada dasarnya ingin diperhatikan ya, jadi supaya bisa memberikan contoh yang baik yan terlebih dahulu kita harus jadi teladan untuk mereka. Sama seperti petani gitu kan harus diberikan contoh dulu baru mereka akan mengikuti karena kalau saya pikir manusia kan sifatnya ngikut gitu. Jadi menurut saya seperti itu juga untuk mahasiswa, jadi saya harus jadi teladan yang baik dulu untuk mereka”, katanya.
Mengajar di Politeknik yang pada dasarnya lebih banyak praktek dibandingkan teori menjadi tantangan tersendiri juga bagi Desti di masa pandemi dimana proses perkuliahan dilakukan secara online.
“Sebenarnya untuk di Politeknik kan lebih banyak praktek dibanding teori, tidak sama seperti kita S1 gitu yang lebih banyak belajar di kelas. Nah hal itu jadi tantangan tersendiri juga buat saya. Jadi sementara ini sih untuk beberapa praktikum yang tidak bisa dilakukan secara langsung di kelas, jadi saya beri beberapa video yang berkaitan dengan pembelajaran”, ujarnya.
Sebagai seorang dosen muda di Politeknik Negeri Lampung,banyak target yang ingin dicapai Desti dalam karirnya. “Kalau sekarang saya masih diklat, jadi saya inginnya 100% dulu sah jadi dosen tetap. Setelah ini secara formal sudah selesai, sudah benar-benar PNS,pastinya saya akan merencanakan untuk studi S3. Kalau bisa sih ingin S3 ke luar negeri karena kan S1 dan S2 sudah di IPB, harapannya seperti itu. Karena dulu saya melihat dosen-dosen di IPB yang kuliah di luar negeri jadi terinspirasi dari situ”, pungkasnya. (ira)