eAgrozine.id – Keberlangsungan ekosistem perlu dijaga dan dilestarikan untuk keberlangsungan hidup makhluk hidup yang ada di dalamnya. Salah satu yang perlu dilestarikan adalah ekosistem terumbu karang. Untuk itu Kementerian Bidang Koordinator Kemaritiman dan Investasi bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan restorasi terumbu karang di salah satu lokasi terpilih di Bali tepatnya di Kabupaten Buleleng. Mengapa terumbu karang perlu direstorasi? Apakah manfaatnya? Untuk itu mari mengenal ekosistem terumbu karang dan manfaatnya.
Terumbu karang merupakan sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan tumbuhan alga yang disebut zooxanthellae, termasuk dalam filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel.
Faktor-faktor lingkungan laut seperti kejernihan air, arus, salinitas dan suhu sangat berpengaruh terhadap terumbu karang. Kejernihan air yang mempengaruhi kelumpuran di dalam laut akan sangat berpengaruh pada instensitas cahaya yang masuk ke dalam air dan cahaya inilah yang sangat dibutuhkan oleh xooxanthella yang fotosintetik pembentuk terumbu karang.
Terumbu karang memiliki banyak manfaat untuk makhluk hidup seperi biota laut dan untuk manusia. Ekosistem terumbu karang berperan menjadi rumah bagi 93.000 spesies biota laut dan bahkan diperkirakan lebih dari satu juta spesies mendiami ekosistem terumbu karang.
Untuk manusia, eksosistem terumbu karang ini bermanfaat untuk bahan pangan, obat,bahan bangunan hingga menjadi bahan untuk membuat kosmetik. Namun demikian, belum adanya pelestarian terumbu karang secara tepat menjadi permasalahan hingga saat ini. Oleh karena itu pemerintah melalui Kementerian Kemaritiman Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengadakan program restorasi terumbu karang di Kabupaten Buleleng, Bali.
Selain mengingat banyaknya manfaat yang dihasilkan oleh ekosistem terumbu karang, program restorasi ini juga bertujuan untuk memulihkan perekonomian sektor wisata bahari di Bali yang terdampak pandemi Covid-19.
“Taman Terumbu Karang Indonesia (ICRG) itu masuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Padat Karya untuk masyarakat yang terdampak langsung akibat pandemi Covid-19,khususnya yang berhubungan dengan pariwisata bahari, mulai dari pemandu wisata, pemilik kios dan hotel beserta pegawainya yang diPHK”, kata Deputi Bidang Koordinasi Sumberd Daya Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Safri Burhanuddin di Buleleng seperti yang dikutip dari Travel.detik (12/10/2020).
Terpilihnya Kabupaten Buleleng sebagai lokasi restorasi adalah karena banyak mendapatkan penghargaan dalam bidang konservasi terumbu karang. “Buleleng juga memiliki garis pantai terpanjang di Bali, dan juga arus laut yang tenang sehingga menjadi kelebihan untuk restorasi terumbu karang”, jelas Safri Burhanuddin.
Selain Buleleng, terpilih empat daerah lainnya yang menjadi lokasi restorasi terumbu karang di Bali yaitu Pantai Sanur, Pantai Nusa Dua, Pantai Pandawa dan Pantai Serangan.
“Buleleng sudah terkenal dengan konservasi terumbu karangnya sehingga lebih mudah menjalankan program ini di Buleleng. Diharapkan ini akan menjadi lebih baik lagi, terumbu karang disini akan menjadi lebih banyak dan tentu saja daerah yang menjadi tempat konservasi harus diawasi. Jangan sampai kita buat konservasi tapi dirusak oleh masyarakat”, katanya.
Program restorasi ekosistem terumbu karang di Kabupaten Buleleng ini sudah dimulai sejak 17 Oktober lalu dengan melibatkan ribuan masyarakat yang terkena dampak langsung pandemi Covid-19. Kegiatan yang melibatkan sekitar 1.300-1.500 orang ini memakan biaya kira kira 10-20 miliar rupiah.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan program ini memberikan kesempatan kepada masyarakat di sekita pantai dan terkena dampak pandemi untuk kembali bekerja lagi, dan tentunya akan memberikan dampak yang baik juga untuk ekosistem terumbu karang di Buleleng. (ira)
