Agrozine.id – Pada artikel kali ini kita kan mengenal lebih dekat dengan startup KolamKita yang bergerak di bidang perikanan. Rasyidin Caniago adalah CEO dari KolamKita yang juga merupakan mahasiswa Jurusan Akuakultur, Fakultas Pertanian UGM. Meski baru dibentuk pada tahun 2017 lalu, KolamKita telah berhasil memiliki prestasi di kancah internasional.
Rasyidin bersama tim KolamKita pada tahun 2018 lalu berhasil mendapatkan gold medal dan special award dari negara Polandia pada sebuah ajang kompetisi internasional yang diadakan oleh National Research and Council of Thailand (NRCT). Selain itu, pada tahun 2019 KolamKita juga sempat mengikuti sebuah event internasional yang bernama StartupTurkey di Istanbul, Turki.
Rasyidin mengungkapkan bagaimana awal terbentuknya startup KolamKita ini. Berawal dari mimpi yang dicoba untuk direalisasikan, bersama 2 orang sahabatnya, Rasyidin mencoba memulai mendirikan bisnis terkait perikanan melalui KolamKita.
Dilansir dari website startup KolamKita layanan yang ditawarkan terdiri dari 3 pokok utama yaitu menyediakan berbagai jenis ikan air tawar dengan kualitas prima, menyediakan kebutuhan dan paket budidaya ikan, memberi kesempatan pembudidaya untuk menjadi mitra, serta menyediakan jasa marketing ikan pasca panen.
“KolamKita ini pada awalnya yaitu untuk memudahkan segala hal yang berkaitan dengan budidaya perikanan. Namun, seiring berjalannya waktu, dengan melihat kondisi di lapangan akhirnya kita mengalami banyak perubahan dalam segi bisnis dan sebagainya,” ungkap pria yang juga member dari Akapres UGM.
Selama kuliah di perikanan biasanya ia hanya menggagas sebuah ide tanpa melihat kondisi langsung di lapangan seperti apa. Dan setelah dilihat di lapangan ternyata sangat berbeda dengan apa yang diharapkan. Sehingga dari situ startup KolamKita berubah dari yang general menjadi lebih yang spesifik. Yang dulunya ingin menangani semua permasalahan terkait budidaya perikanan sekarang lebih spesifik.
“Jadi tujuan kita ini adalah ingin mengurangi atau menepis permasalahan di perikanan yaitu terkait kelangkaan produk. Jadi kelangkaan produk tersebut coba kita tangani dengan cara mencari banyak supplier di Yogyakarta dan juga kita mencari siapa yang akan menjadi buyer,” jelasnya.
Rasyidin menambahkan, beberapa bulan terakhir ini sebelum pandemi terjadi, KolamKita sempat mendistribusikan ikan ukuran konsumsi kepada buyer retail seperti pelaku usaha makanan seperti restoran dan sebagainya.
Setelah dijalankan beberapa bulan, Rasyidin mengaku menemukan beberapa masalah diantaranya yaitu, terkait kondisi dari pendistribusian di Yogyakarta itu sendiri. “Jadi sebenarnya di Jogja itu ada banyak sekali layer-layer yang harus dilewati ketika akan memulai suatu usaha”.
“Pada awal berjalannya KolamKita, banyak ditemui para pemain lama di bisnis perikanan yang memiliki modal cukup kuat. Saat itu kami masih menjadi mahasiswa, dan hal itu menjadi kendala karena kita tidak bisa bersaing dengan modal. Akhirnya kita pivot lagi, dari yang awalnya bergerak di bidang distribusi barang konsumsi berubah ke ranah yang paling dasar di perikanan yaitu di bidang produksi,” imbuhnya.
Di ranah produksi ini KolamKita melakukan pendistribusian benih. Alasannya karena ketika terjadi kelangkaan, hal itu disebabkan karena produksi benih yang berkurang dan pendistribusiannya tidak merata.
“Jadi yang masalah itu bukan di ukuran konsumsinya tapi ternyata di benihnya. Jika saat ini benih langka, maka 3 bulan kedepan itu pasti ikan nggak ada,” ujarnya.
Ternyata pendistribusian benih ikan itu tidak bisa sembarangan. Rasyidin mengatakan ada beberapa rangkaian hal yang perlu dilakukan seperti melakukan karantina, melakukan pengecekan kesehatan ikan. “Kemarin kita juga sudah bekerjasama dengan sebuah CV yang mengurusi hal-hal seperti itu. Jadi untuk saat ini sementara kita menumpang kepada CV tersebut,”tambahnya.
Saat ini starup KolamKita sudah berkomitmen dengan kurang lebih 30 ketua kelompok pembudidaya ikan yang ada di Yogyakarta dan Karanganyar. Tim KolamKita juga sudah mulai berkembang dari yang awalnya 3 orang kini ada 8 orang yang berasal dari berbagai latar bidang yang berbeda.
Adapun jenis produk ikan air tawar yang didistribusikan KolamKita adalah berupa benih maupun ikan untuk konsumsi. Jenisnya antara lain yaitu ikan gurame, ikan lele, ikan gabus, ikan nila, ikan patin, dan ikan bawal. Sejauh ini pendistribusian ikan yang dilakukan masih sekitar Pulau Jawa.
“Sejauh ini sih masih Pulau Jawa aja. Kalau di luar Jawa belum ada. Baru prospek saja karena untuk membangun transnya ini lumayan butuh waktu juga”, pungkas Rasyidin.
Sebagai pengelola di startup KolmKita, ia mengungkapkan harapannya agar transparansi pendistribusian perikanan jelas. Sehingga jika nanti ada panen raya, distribusi ikan dapat berjalan dengan baik. Jadi tidak ada lagi istilah kelangkaan ikan dan kenaikan harga ikan. (ran)