Agrozine – Pare merupakan tanaman merambat yang berasal dari wilayah Asia Tropis dan banyak ditemui di Indonesia. Anggota keluarga labu-labuan atau Cucurbitaceae ini kerap dibudidayakan untuk diolah menjadi menu makanan maupun bahan pengobatan.
Pare yang dikenal pula dengan nama peria ini juga memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi kesehatan. Oleh karena itu, menanam pare dapat menjadi sebuah prospek bisnis menjanjikan karena selalu dibutuhkan masyarakat. Dalam artikel ini, kita akan mengetahui lebih lanjut cara budidaya pare yang praktis dan manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Simak ulasannya!
Manfaat Pare Bagi Kesehatan
Adapun kandungan nutrisi yang terdapat pada pare seperti energi, protein, gula, dan serat. Pare juga memiliki kandungan folat tinggi, vitamin C, vitamin K, kalsium, magnesium, fosfor, kalium, dan zink. Di negara-negara Asia Timur seperti Jepang, Korea, dan Cina, pare dimanfaatkan untuk pengobatan gangguan pencernaan, obat pencahar, dan dikemas dalam kapsul sebagai obat herbal.
Buah pare sendiri memiliki kandungan albuminoid, karbohidrat, dan pigmen. Daunnya mengandung momordisina, momordina, carantina, resin, dan minyak. Pare juga dapat merangsang nafsu makan, menyembuhkan penyakit kuning, melancarkan sistem pencernaan, dan berfungsi sebagai obat malaria. Bahkan, kandungan beta-karoten pare dua kali lebih besar daripada brokoli sehingga berpotensi mencegah timbulnya penyakit kanker dan mengurangi risiko serangan jantung.
Cara Budidaya Pare
Dengan banyaknya khasiat yang ada pada tanaman pare, sehingga tidak heran bila para pertani melakukan budidaya tanaman pare. Lalu bagaimana langkah-langkahnya ?, silahkan simak untuk ulasannya.
1. Persiapan Benih
Sebelum memulai budidaya pare, kamu perlu mempersiapkan benih unggul yang berkualitas baik. Pecahkan benih terlebih dulu menggunakan gunting kecil atau benda tajam lainnya. Selanjutnya, potong kulit luar pada bagian pangkal benih agar tanaman pare lebih cepat berkecambah.
Baca Juga : Cara Budidaya Tanaman Jengkol yang Baik dan Benar
Lalu, rendam benih tersebut dalam larutan fungisida Saromil dengan dosis 0,5 gram per liter air selama 10 menit. Setelah perendaman, kamu dapat menyebar benih secara merata pada handuk atau kertas merang. Pada 2-3 hari berikutnya, biasanya benih akan mulai mengeluarkan radikula atau bakal calon akar.
2. Penanaman Benih
Setelah benih sebelumnya tumbuh akar, maka dapat langsung dimasukkan dalam lubang tanam. Kamu dapat memasukkan bibit ke dalam media polybag yang telah diisi campuran tanah dan kompos.
baca juga : Penting! Cara Ini Tak Bisa Ditinggalkan Dalam Budidaya Brokoli
Setelah tumbuh daun tua pada bibit, kamu dapat melakukan pindah tanam ke lahan yang lebih luas pada pagi atau sore hari saat matahari tidak terlalu terik. Gemburkan tanah pada lahan, lalu buat bedengan dengan ketinggian sekitar 30 cm. Lubang tanam dapat dibuat sejajar lulus dengan jarak lubang tanam 40-60 cm.
3. Perawatan Pare
Dalam budidaya pare, perawatan merupakan langkah penting yang perlu dilakukan agar tanaman tumbuh sehat dan menghasilkan buah berkualitas.
- Penyiraman: Lakukan penyiraman bila bedengan terlihat kering pada pagi atau sore hari.
- Penyulaman: Gantilah tanaman yang rusak atau mati dengan tanaman baru sesegera mungkin, untuk menjaga keseragaman tumbuh pada tanaman.
- Penyiangan: Bersihkan rumput liar atau gulma yang dapat memperebutkan unsur hara dalam tanah, secara berkala.
- Pemasangan ajir: Tancapkan ajir pada pinggir bedengan, kemudian ikat menggunakan tali plastik.
- Pemupukan: Pada umur 15-20 hari, berikan pupuk NPK 16-16-16 yang dapat diberikan dengan sistem kucur. Setelah pemupukan pertama, pemupukan selanjutnya dapat dilakukan 8-10 hari kemudian. Untuk mempercepat proses munculnya buah, kamu bisa menggunakan ZPT berbahan aktif etilen.
Nah, sekarang kita telah mengetahui lebih lanjut cara budidaya pare dan manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Selanjutnya, panen buah pare pertama dilakukan saat tanaman berumur sekitar 40-50 hari setelah tanam. Pemanenan juga dapat dilakukan dengan frekuensi 2-4 hari sekali. (rin)