Agrozine.id – Beberapa waktu lalu, warga Klaten digemparkan dengan adanya pembuangan bangkai babi di bantaran sungai. Hal tersebut tentu meresahkan warga Desa Tibayan, Kecamatan Jatinom dan di Kali Lunyu, Sidorejo, Klaten Tengah. Dikhawatirkan penyebab babi mati adalah karena terkena flu babi Afrika.
“Dikhawatirkan babi mati akibat terkena flu babi afrika (african swine fever = ASF) yang telah membunuh jutaan ekor babi di seluruh dunia,” kata pakar peternakan UGM Yogyakarta, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA.
Baca juga: Tips Peternakan Babi Sehat dengan Sistem Biosecurity
Prof Ali yang juga merupakan Dekan Fakultas Peternakan UGM tersebut mengungkapkan, flu babi Afrika ini sangat berbahaya karena dapat menulari peternakan lain.
Selama 2 tahun belakangan ini, flu babi Afrika telah menyerang peternakan babi di Indonesia. Kasus pertama berasal dari Medan, dan kini sudah menyebar ke seluruh Indonesia. Awalnya penularan virus melalui sisa makanan dari catering pesawat (penerbangan dari China masuk ke Medan). Sisa katering tersebut digunakan untuk peternakan babi. Tak sedikit kini para pelaku usaha peternakan babi yang bangkrut.
Prof Ali menegaskan, seharusnya, bila ada babi yang mati akibat flu babi, maka bangkainya harus dibakar, dan peternakan babi yang masih ada harus diisolasi, dilakukan biosekuriti yang ketat, tidak boleh mengeluarkan atau menjual babi hidup atau mati ke luar kandang atau farm.
Baca juga: Budidaya Babi di Padang Rumput untuk Peternakan Kecil
Sejak 2 tahun lalu, ia pernah mengingatkan pemerintah agar ada isolasi ketat setiap peternakan babi. Ia juga menyampaikan jangan sampai ada mobilisasi babi dari dan ke luar daerah. Namun tidak ada tindakan apapun.
“Upaya mencegah penularan harus diisolasi. Bila masih ada babi hidup yang terkena ASF di peternakan tersebut, bisa saja kalau dimusnahkan. Tetapi biasanya alot karena terkait dengan asset,” ujarnya.
Sejauh ini, masih belum ada bukti nyata secara ilmiah bahwa flu babi Afrika dapat menular pada Manusia. Namun sayangnya, informasi terkait kasus ASF ini malah ditutupi-tutupi. Padahal jika transparan maka penanganannya pun akan lebih baik.
Menurutnya, solusi dari permasalahan tersebut adalah dilakukan isolasi farm agar tidak menyebar ke tempat lain. Jika ada yang mati dibakar di dalam komplek farm saja. Dan peternak babi bisa dilaporkan ke pihak berwajib karena membuang bangkai babi di sungai. (ran)
Tonton video menarik ini: