Agrozine.id – Ayam kampong yang merupakan unggas yang umum dibudidayakan oleh masyarakat pedesaan. Pada tahun 2015, populasi ayam kampong di Indonesia mencapai 285 juta ekor. Seiring berjalannya waktu, permintaan akan daging dan telur ayam kampong semakin meningkat walau harganya sedikit lebih mahal dari ayam ras. Namun, hal ini tidak didukung oleh cara pemeliharaanya yang masih secara tradisional. Hal tersebut didasari dari berbagai alasan, salah satunya didasari atas mahalnya harga pakan ayam kampung.
Jika dilihat dari prospek ternak ayam kampung sangat menjanjikan, jika dipelihara secara intensif dan memenuhi syarat. Oleh karena itu, mencari bahan pakan alternative sangat diperlukan. Salah satu alternative yang bisa diambil yaitu dengan memanfaatkan kotoran sapi, dan kambing/domba yang bisa dimanfaatkan. Dan dari hasil percobaan bisa dikatakan bahwa pakan yang dicampur dengan tepung kotoran tesebut memiliki kadar protein dan serat kasar yang lebih tinggi dari pada pakan tanpa campuran tepung kotoran hewan. Namun, kandungan energy yang terkandung dalam pakan yang dicampur dengan tepung kotoran hewan sedikut lebih rendah dari pada pakan tanpa campuran tepung kotoran hewan.
Kotoran sapi tidak bisa langsung gunakan untuk pakan ayam kampung, namun harus diolah terlebih dahulu. Pilih kotoran sapi yang masig segar. Persiapakan corong dan wadah serta bahan inokulan (gula dan bibit inokulan) campur dengan perbandingan 1:100 ditambah 1% dari volume air bibit inokulan. Tutup lalu diamkan selama 30-60 menit. Hamparkan kotoran sampi lalu disemprot dengan inokulan. Lakukan fermentasi selama 5-6 hari. Setalah difermentasi, lalu dikeringkan dengan sinar mata hari.
Hasil fermentasi langsung bisa dicampurkan dengan pakan lain. Campuran bisa dilakukan diterpal atau karung yang dihamparkan dilantai. Dimulai dari presentase pakan yang paling sedikit (dedak). Kemudian ditambah tempung kotoran yang presentasenya lebih besar. Lalu tambahkan pakan yang konsentrasinya lebih besar lagi (konsentrat/jagung). Aduk secara merata bisa menggunakan tangan, sekop, atau mixer jika jumlahnya besar.
Dari pengamatan yang dilakukan oleh Ir Suprio Guntoro (2018), mendapat hasil bahwa ada beberapa keuntungan yang didapat dari penggunaan tepung korotan, yaitu komsumsi pakan lebih sedikit, FCR lebih rendah, produksi telur meningkat dan bertambah. Hal tersebut bisa lebih bagus lagi jika ditambah probiotik pada minuman. (ran)
Dilansir dari majalah Invovet, Kamis (24/09/2020)