Home Pertanian Penurunan Emisi Karbon Selama Pandemi, Hanya Sementara?

Penurunan Emisi Karbon Selama Pandemi, Hanya Sementara?

Agrozine.id – Kebijakan pemerintah menerapkan aturan lockdown akibat pandemi Covid-19 sejak awal April 2020 lalu memberikan dampak yang baik bagi penurunan emisi secara global. Riset yang dilakukan oleh para peneliti yang dimuat dalam jurnal Natural Climate Change mengungkapkan bahwa telah terjadi penurunan emisi karbon dioksida  secara global  sebesar 17 persen atau sekitar 17 juta ton dari tingkat rata-rata karbon harian pada tahun 2019. Nilai ini juga lebih rendah jika dibandingkan dengan catatan tahun 2006. Dalam jurnal tersebut disebutkan bahwa secara umum masing-masing negara yang memberlakukan sistem lockdown selama pandemi mengalami penurunan emisi karbon sekitar 26 persen.

Perubahan drastis memang terjadi pada penurunan emisi karbon selama masa pandemi covid-19 sejak adanya aturan karantina wilayah di sejumlah negara yang terjangkit wabah ini. Namun apakah kondisi ini akan berlangsung lama atau hanya bersifat sementara? Kemungkinan besar kondisi ini terjadi akibat berhentinya sejumlah aktivitas industri,transportasi dan energi yang sengaja diberlakukan oleh pemerintah untuk membantu mengurangi penyebaran virus. Namun itu saja tidak cukup untuk mencegah perubahan iklim,karena apabila pandemi ini berakhir dan aktivitas manusia kembali normal lagi,maka tidak bisa dipastikan jika penurunan emisi ini bisa terus berlanjut.

Para ilmuwan memperkirakan angka penurunan emisi ini akan semakin meningkat jika masa karantina diberlakukan lebih lama. Dari perkiraan tersebut diperoleh angka sekitar 4-7 persen peningkatan penurunan emisi jika lockdown diberlakukan hingga bulan Juni atau Juli 2020. Namun jika masa karantina diterapkan hingga akhir tahun kemungkinan dapat mengalami peningkatan sebesar 7-13 persen penurunan emisi kerbon dunia.

Mengingat penurunan emisi terjadi diluar kebiasaan struktural,para peneliti memprediksi kondisi ini tidak akan berlangsung lama. Corinne Lequere selaku pemimpin riset dan profesor dari Universitas Anglia Timur Inggris mengatakan bahwa kondisi saat ini hanya berlaku sementara karena tidak menunjukkan perubahan struktural dalam sistem perekonomian,transportasi dan energi. Kondisi ini kemungkinan akan kembali seperti semula lagi jika pandemi ini berakhir,ungkapnya. Ia menambahkan sejauh mana strategi pemimpin negara dunia dalam mempertimbangkan perubahan iklim ketika merancangkan respon ekonomi mereka pasca pandemi Covid-19 ini akan sangat mempengaruhi penurunan emisi global dalam beberapa dekade mendatang.

Ketua Riset Global Carbon Project dari Standfrod University, Rob Jacksons juga mengungkapkan hal yang sama. Ia mengaku tidak terkejut dengan penurunan emisi yang terjadi secara drastis ini meskipun hal ini tidak pernah terjadi sejak akhir Perang Dunia II. Namun kemungkinan kondisi ini hanya bersifat sementara dan akan kembali pada kondisi semula sebelum Pandemi Covid-19 mewabah.  Respons sosial saja tidak akan mendorong penurunan emisi secara berkelanjutan ungkap Rob Jacksons.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Chris Hilson, direktur Reading Center for Climate Change and Justice University of Reading yang dilansir dari Science Media Center. Ia mengatakan bahwa penurunan emisi akibat penutupan industri dan pemberhentian  transportasi akibat lockdown memang telah terjadi dimana-mana,namun hal ini hanya bersifat sementara terjadi satu kali.

Meski telah terjadi penurunan emisi yang drastis selama masa pandemi ini,namun angka tersebut diperkirakan belum cukup untuk mencapai target perjanjian Paris dalam upaya mengatasi perubahan iklim,dimana menurut perjanjian tersebut emisi harus turun sekitar 7.6 persen per tahun hingga sepuluh tahun berikutnya. Karena itu,kondisi ini menjadi tantangan tersendiri dalam komitmen mewujudkan perubahan iklim menurut perjanjian Paris,ungkap Rob Jackons.

Mengutip dari sejumlah banyak agenda terkait perubahan iklim termasuk konferensi perubahan iklim PBB COP26 yang direncanakan akan digelar akhir tahun ini terpaksa ditunda akibat pandemi ini. Namun para ilmuwan menganggap penundaan tersebut menjadi peluang agar pemerintah lebih fokus dalam memerangi pandemi Covid-19.

Peluang untuk membuat perubahan yang nyata terhadap krisis di masa depan sangat mungkin dimulai sejak dini. Kebijakan yang pro terhadap lingkungan sangat diperlukan di masa pasca pandemi Covid-19 ini untuk mendukung penurunan emisi yang lebih baik ke depannya sehingga perubahan iklim dapat terjadi.

Kebijakan menggunakan transportasi ramah lingkungan  seperti bersepeda dan berjalan kaki untuk wilayah kota dan pinggiran kota  pasca pandemi mungkin baik dilakukan untuk mendukung penurunan emisi. Selain lebih baik untuk kualitas udara, menggunakan sepeda dan berjalan kaki juga jauh lebih sehat dan murah jika dibandingkan dengan tranportasi lainnya.

ditulis oleh Romatio Ira Azhari Silalahi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here