Agrozine – Inilah salah satu harta karun Aceh yang perlu dijelajahi oleh kamu para pecinta alam. “Hutan Hujan Tropis Tertua di Dunia” ini telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Keindahan alamnya yang menakjubkan dan keragaman hayati yang luar biasa membuat Taman Nasional Gunung Leuser menjadi surga bagi para pencinta alam.
Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) adalah salah satu Kawasan Pelestarian Alam di Indonesia seluas 1.094.692 hektare yang terletak di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara. Wilayah Provinsi Aceh yang termasuk dalam TNGL meliputi wilayah Aceh Tenggara , Subulussalam, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tengah, Gayo Lues, Bener Meriah, dan Aceh Tamiang. Wilayah Provinsi Sumatera Utara yang termasuk TNGL meliputi Kabupaten Dairi, Karo, dan Langkat.
Taman nasional ini mengambil nama dari Gunung Leuser yang menjulang tinggi dengan ketinggian 3.404 meter di atas permukaan laut di Aceh. Taman nasional ini meliputi ekosistem asli dari pantai sampai pegunungan tinggi yang diliputi oleh hutan lebat khas hujan tropis.
Sebagian besar kawasan TNGL berada di wilayah pegunungan yang berbukit dan bergelombang, dengan 33 bukit atau gunung, dan 80% wilayahnya memiliki kemiringan di atas 40%. Sebagian kecil saja areal yang berupa dataran rendah dan tidak begitu luas yaitu di wilayah Sekundur dan Langkat.
Menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson, kawasan Taman Nasional Gunung Leuser termasuk ke dalam A (Sangat Basah) dengan rata-rata curah hujan sekitar 2.468 mm/tahun serta memiliki kelembapan sekitar 65 – 75% dan Temperatur bulanan kawasan suhu sekitar 25 °C.
Taman nasional ini dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
Taman Nasional Gunung Leuser memiliki 3 (tiga) fungsi, yaitu:
- Perlindungan sistem penyangga kehidupan
- Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
- Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
Taman Nasional Gunung Leuser luasnya 1.094.692 hektare, terdiri dari:
- Suaka Margasatwa Gunung Leuser: 416.500 hektare
- Suaka Margasatwa Kluet: 20.000 hektare
- Suaka Margasatwa Langkat Barat: 51.000 hektare
- Suaka Margasatwa Langkat Selatan: 82.985 hektare
- Suaka Margasatwa Sekundur: 60.600 hektare
- Suaka Margasatwa Kappi: 142.800 hektare
- Taman Wisata Gurah: 9.200 hektare
- Hutan Lindung dan Hutan Produksi Terbatas: 292.707 hektare
TNGL dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (Ditjen PHKA) Departemen Kehutanan, yaitu Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL).
Sebagian besar kawasan TNGL memiliki topografi curam serta struktur dan tekstur tanah yang rentan terhadap longsor. Untuk menjaga TNGL dari kerusakan yang lebih parah, dibentuklah suatu kawasan yang disebut Kawasan Ekosistem Leuser. Kawasan yang memiliki luas 2,6 juta hektare ini meliputi area yang lebih datar di sekeliling TNGL dan berfungsi sebagai penyangga.
TNGL memiliki keanekaragaman hayati tinggi di Pulau Sumatera. Tipe ekosistemnya beragam dari ekosistem pantai hingga ekosistem pegunungan sub alpine, dengan puncak tertinggi pada ketinggian 3.404 mdpl.
Taman nasional ini adalah satu-satunya area di dunia yang menjadi tempat hidup dari 4 spesies penting. Spesies tersebut, yaitu:
- Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae)
- Orangutan Sumatera (Pongo abelii)
- Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)
- Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus)
Ekosistem Leuser juga merupakan habitat bagi tapir (Tapirus indicus), owa (Hylobathes lar), kedih (Presbytis thomasii), siamang (Hylobates syndactilus), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), beruk (Macaca nemestriana), macan dahan (Neofelis nebulosa), beruang madu (Helarctos malayanus), rusa sambar (Cervus unicolor), ajag (Cuon Alpinus), dan masih banyak yang lainnya.
Hampir 65% atau 129 spesies mamalia dari 205 spesies mamalia besar dan kecil di Sumatera tercatat menempati kawasan TNGL. Terdapat pula 350 spesies burung di kawasan ini.
Selain menjadi rumah bagi berbagai fauna kunci, di Taman Nasional Gunung Leuser terdapat lebih dari 4.000 spesies flora, diantaranya terdapat 3 jenis tumbuhan parasit Rafflessia. Selain itu, Leuser merupakan rumah dari banyak jenis tumbuhan obat.
Berdasarkan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi dan unik tersebut, kawasan TNGL ditetapkan sebagai Natural World Heritage Site (situs warisan alam dunia), cagar biosfer, serta ASEAN Heritage Park (Taman Warisan ASEAN).
Pada wilayah Bukit Lawang di Sumatera Utara, terdapat tempat rehabilitasi orang utan. Wilayah ini terletak di Kecamatan Bohorok, Kabupaten Langkat. Bukit Lawang merupakan salah satu destinasi pariwisata yang menyimpan alam serta lingkungan terjaga. Alam yang masih terjaga menjadi habitat asli orang utan sejak 1973. Dengan melakukan trekking atau hiking di dalam taman nasional, pengunjung dapat melihat secara langsung orangutan Sumatera dalam habitat alaminya.
Selain orang utan, Bukit Lawang juga memiliki area khusus habitat kelelawar. Goa Kelelawar menyimpan stalaktit berukuran besar yang telah terbentuk sejak ratusan tahun lalu.
Selain Bukit Lawang, terdapat wilayah Tangkahan yang terletak di Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Di wilayah Tangkahan, daya tarik pariwisata ada pada konservasi gajah Sumatera.
Dekat dari Gunung Leuser, terletak Pantai Lhoknga yang menawan. Pantai ini menjadi daya tarik utama bagi para penggemar keindahan pantai dan para peselancar. Pasirnya yang putih dan lembut, serta air lautnya yang jernih, menjadikan pantai Lhoknga sebagai destinasi wisata alam yang mempesona.
Ombaknya yang cukup tinggi cocok untuk berselancar. Pantai Lhoknga merupakan tempat ideal untuk bersantai sambil menikmati indahnya matahari terbenam.
TNGL menyediakan suplai air bagi empat juta masyarakat yang tinggal di Propinsi Aceh dan Propinsi Sumatera Utara. Hampir sembilan kabupaten tergantung pada jasa lingkungan TNGL, yaitu berupa ketersediaan air konsumsi, air pengairan, penjaga kesuburan tanah, dan mengendalikan banjir. OLeh karena itu, kelestarian Taman Nasional Gunung Leuser perlu dijaga sepanjang masa. (das)
Yuk Sobat, Tonton Video Menarik Ini: