Home Perikanan Taman Wisata Perairan Pulau Pieh : Alur Migrasi Mamalia Laut

Taman Wisata Perairan Pulau Pieh : Alur Migrasi Mamalia Laut

Agrozine.id – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menetapkan Taman Wisata Perairan Pulau Pieh yang terletak di provinsi Sumatera Barat sebagai kawasan yang diperuntukkan sebagai jalur migrasi dan perlindungan mamalia laut seperti paus dan lumba-lumba. Tujuan penetapannya adalah untuk melindungi, menjaga kestabilan populasi dan mengembangkan pola pemanfaatan potensi ekonomi paus dan lumba-lumba secara lestari sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Secara administrasi taman wisata perairan pulau Pieh berada di 3 kota/kabupaten kota Padang,kota Pariaman dan kabupaten Pariaman. Lokasi ini ditetapkan sebagai alur migrasi dan perlindungan bagi Cetaceae (Paus dan Lumba-lumba) selain sebagai kawasan konservasi penyu dan terumbu karang.

Cetaceae merupakan salah satu komponen kunci dalam rantai makanan bersama dengan predator jenis lainnya sehingga jika populasinya terganggu akan dapat menyebabkan terganggunya rantai makanan secara keseluruhan.

Terdapat 10 jenis mamalia laut yang sudah tercatat di Taman Wisata Perairan (TWP) Pulau Pieh. Dilansir dari travel.tempo 29 Agustus 2020, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan, Aryo Hanggono mengatakan perlindungan habitat dan jalur ruaya mamalia laut telah dilakukan di beberapa kawasan konservasi, dimana salah satunya adalah di Taman Wisata Perairan Pulau Pieh Sumatera Barat. “Indonesia memiliki setidaknya 33 spesies Cetacea (paus dan lumba-lumba) atau lebih dari sepertiga jumlah spesies di seluruh dunia”, jelas Aryo Hanggono.

Dikutip dari postingan akun resmi @kkpgoid Kementerian Kelautan dan Perikanan membagikan data kemunculan mamalia laut di Taman Wisata Perairan Pulau Pieh sebanyak 52,69% diperoleh dari data monitoring rutin Cetacean, 19,35% dari kegiatan lapangan dan 27,96% dari informasi mitra kawasan seperti operator wisata, nelayan, enumerator dan Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi (KOMPAK).

Kepala Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional Laut (LKKPN),Fajar Kurniawan mengatakan bahwa keberadaan mamalia laut di Taman Wisata Perairan Pulau Pieh menjadi fokus pengelolaan, selain terumbu karang dan penyu. Dengan adanya data kemunculan mamalia laut pada lima tahun terakhir, nantinya akan menjadi dasar upaya pengelolaan mamalia laut di kawasan tersebut.

Kawasan Taman Wisata Perairan Pulau Pieh ini merupakan habitat penting bagi ekosistem periaran, terutama perairan dangkal, yaitu ekosistem terumbu karang. TWP memiliki luas 39.000 hektar yang terdiri dari lima pulau kecil yaitu pulau Bando, pulau Pieh, pulau Air, pulau Toran dan pulau Pandan serta rangkaian gosong karang yang tersebar memanjang dari utara-selatan, sejajar dengan garis pantai pesisir Sumatera Barat. Ekosistem terumbu karang yang membentuk landscape bawah tanah laut sebagai tempat perlindungan dan perkembangbiakan ikan.(ira)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here