Home Perkebunan Tanaman Lada, The King of Spice, Rajanya Rempah-Rempah Dunia

Tanaman Lada, The King of Spice, Rajanya Rempah-Rempah Dunia

amazon.co.uk

Agrozine.id – Ukurannya boleh kecil, tapi pengaruh lada dalam perdagangan dunia cukup besar karena merupakan rempah-rempah yang paling banyak digunakan dalam masakan di dunia sehingga dijuluki King of Spice. Lada disebut juga merica atau sahang dan bernama latin Piper nigrum. Tanaman ini sudah ditemukan dan dikenal sejak puluhan abad yang lalu.

Tanaman rempah yang dikenal pedas ini merupakan tanaman asli Nusantara. Indonesia merupakan negara pemasok terbesar dalam pasar lada internasional. Sebelum perang dunia ke II, Indonesia hampir menguasai seluruh kebutuhan lada dunia. Lebih dari 80% hasil lada Indonesia diekspor ke negara luar. Daerah penghasil lada terbesar di Propinsi Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat. Selain Indonesia, negara lain yang menjadi pemasok lada dunia adalah India, Malaysia, Brazil, Thailand, Sri Langka, Vietnam, Mexico dan Madagascar.

Tanaman lada tumbuh dengan baik pada daerah dengan ketinggian mulai dari 0–700 m di atas permukaan laut (dpl). Penyebaran tanaman rempah ini sangat luas berada di wilayah tropika antara 200 LU dan 200 LS, dengan curah hujan dari 1.000–3.000 mm per tahun, merata sepanjang tahun dan mempunyai hari hujan 110–170 hari per tahun, musim kemarau hanya 2–3 bulan per tahun. Kelembapan udara 63–98% selama musim hujan, dengan suhu maksimum 35oC dan suhu minimum 20oC. Tanaman ini dapat tumbuh pada semua jenis tanah, terutama tanah berpasir dan gembur dengan unsur hara cukup, drainase (air tanah) baik, tingkat kemasaman tanah pH 5,0–6,5.

Lada adalah salah satu tanaman rempah yang berkembang biak dengan biji. Namun, banyak petani lebih memilih melakukan setek untuk mengembangkannya dengan memotong batang kira-kira sepanjang 0,25–0,5 meter.

Batang tanaman lada tumbuh merambat pada suatu tiang, terkadang juga menjalar di permukaan tanah. Panjang batang bisa mencapai 15 meter, tetapi biasanya batang akan dipotong dan hanya disisakan sekitar 3 m.

Bentuk batang pada tanaman lada beruas-ruas, seperti tanaman tebu dan panjang ruas bukunya berkisar 4–7 cm. Panjang ruas buku pada pangkal biasanya lebih pendek dibanding dengan ruas yang berada di pertengahan maupun ujung, sedang ukuran diameternya rata-rata berukuran 6–25 mm.

Akar yang dimiliki oleh tanaman lada adalah akar tunggang, tetapi mirip akar serabut. Ukurannya kecil-kecil dan tidak panjang seperti umumnya akar tunggang . Akar tanaman ini dibedakan menjadi dua, yakni akar lekat dan akar tanah. Akar lekat adalah akar yang tumbuh pada setiap ruas buku yang berada di permukaan tanah dan mempunyai panjang rata-rata 2,5–3,5 cm. Dalam satu ruas buku bisa tumbuh sebanyak 10–25 helai akar. Akar tanah adalah akar yang tumbuh pada batang tanaman lada yang berada di dalam tanah. Dari satu suku batang bisa tumbuh sekitar 10–20 helai akar.

Tanaman ini mempunyai dua macam cabang, yakni cabang orthotrop dan cabang pang plagiatrop. Cabang orthotrop adalah cabang yang tumbuh dari ketiak daun pada buku batang baik yang berada di permukaan maupun di dalam tanah.

Cabang pang plagiatrop merupakan cabang yang tumbuh dari buku dahan. Biasanya cabang ini akan tumbuh setelah tanaman lada berbuah sebanyak dua kali. Jika semakin banyak buku dahan yang ditumbuhi olehnya, semakin banyak buah  yang akan dihasilkan. Ukuran panjang dahan tanaman lada berkisar antara 35–65 cm. Dahannya tumbuh secara vertikal, tetapi akan berubah jadi horisontal ketika buahnya sudah mulai tua dan masak. Hal ini menyebabkan dahan tanaman ini menggantung karena dipengaruhi oleh bobot buah yang tumbuh di dahan tersebut.

Daun tanaman lada berbentuk bulat telur, tetapi ujungnya meruncing. Pada belahan atas, daun berwarna hijau tua mengkilat, sedangkan yang bawah berwarna hijau pucat. Panjangnya bisa mencapai 12–18 cm dengan lebar 5-10 cm. Daun akan berukuran lebih panjang jika berada pada batang bagian atas, begitu sebaliknya. Biasanya kuncup daun lada terbungkus oleh kelopak (sisik), jika dia mengembang maka berjatuhanlah kelopak tersebut. Selain itu, daun tanaman ini sifatnya kenyal dan bertangkai.

Di Indonesia, terdapat sekitar 40 jenis lada. Jenis varietas lada yang ditanam tergantung kepada daerahnya. Di Lampung misalnya, jenis yang banyak ditanam adalah Belantung dan Kerinci. Di Bangka jenis yang banyak ditanam adalah “Lampung Daun Kecil” (LDK) dan “Lampung Daun Lebar” (LDL), Merapin, Chunuk dan Jambi. Di Kalimantan, jenis lada yang banyak ditanam adalah varietas Bengkayang. Di Provinsi Jawa Barat, jenis yang banyak ditanam adalah varietas LDK dan LDL. Dalam setiap jenis varietas mempunyai keunggulan dan kelemahan dalam ketahanan hama dan penyakit.

Seiring perkembangan zaman dan teknologi pertanian, kini tanam lada tidak hanya terpaku pada jenis rambat. Sudah dibudidayakan juga jenis lada perdu yang tidak terlalu membutuhkan lahan luas serta sangat minim pemeliharaan dan juga hasil buahnya sebanding dengan jenis rambat.

Pada umur 3 tahun, tanaman sudah dapat dipanen. Hasilnya mulai bertambah sampai tanaman berumur 8 tahun, lalu mulai menurun. Kalau tanaman dipelihara baik, tanaman masih dapat berproduksi sampai 15 tahun atau lebih. Sejak bunga keluar sampai buah masak, memakan waktu 7–9 bulan.

Buah lada yang masih muda berwarna hijau muda, kemudian berubah menjadi hijau tua dan apabila sudah masak menjadi kuning kemerah-merahan.

Berdasarkan tujuannya, ada dua macam pemanenan buah lada, yaitu lada hitam dan lada putih. Lada hitam dan lada putih tumbuh dari tanaman yang sama. Namun, keduanya memiliki cara pengolahan yang berbeda sehingga menghasilkan warna, tekstur, dan rasa berbeda.

Lada hitam adalah lada yang dikeringkan bersama kulitnya (tanpa pengupasan), sedangkan lada putih adalah lada yang dikeringkan setelah melalui proses perendaman dan pengupasan. Lada putih memiliki rasa yang lebih pedas daripada lada hitam. Namun, rasa lada putih tidak sekaya rasa lada hitam.

Tanaman ini kaya akan kandungan kimia, seperti minyak lada, minyak lemak, juga pati. Lada bersifat sedikit pahit, pedas, hangat, dan antipiretik. Rasa pedas lada diakibatkan oleh adanya zat piperin, piperanin, dan chavicin.

Produk utama dari pohon lada, yaitu buah lada memiliki beberapa kegunaan, di antaranya untuk obat-obat tradisional maupun modern. Khasiatnya sebagai stimulan pengeluaran keringat, pengeluaran angin, peluruhan air kencing, peningkatan nafsu makan, peningkatan aktivitas kelenjar-kelenjar pencernaan, dan percepatan pencernaan zat lemak. Selain itu, biji lada pun dapat dipakai untuk ramuan obat rematik. Lada juga dimanfaatkan sebagai pestisida nabati. (das)

Yuk Sobat, Tonton Video Menarik Ini :

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here