Home Pertanian Thankgodifarm : Milenial Punya Peluang Besar untuk Berkarya di Pertanian

Thankgodifarm : Milenial Punya Peluang Besar untuk Berkarya di Pertanian

Agrozine.id – Bila mungkin banyak yang mengira pertanian hidroponik sulit, tapi tidak dengan wanita ini. Namanya Lionindra, seorang creative freelancer yang bertempat tinggal di Jl. Metro Pondok Indah Jakarta. Sebagai seorang pekerja kreatif, tidak menghalangi Lionindra menggeluti kegiatan bertani hidroponik. Ia mulai menekuni hobinya tersebut sejak tahun 2019 memanfaatkan lahan seluas 200 meter persegi dan sudah ditanami sebanyak 4000 lubang tanam. Sebagai penggiat usaha di bidang pertanian, Lionindra mengungkapkan bahwa saat ini bertani bukan hanya untuk orang tua saja tapi justru membuka peluang besar untuk generasi milenial. Anak-anak milenial punya peluang besar untuk berkarya di pertanian, bukan cuma dengan menanam saja tapi melalui banyak inovasi lainnya.

Sebagai seorang pekerja kreatif, Linonindra memang lebih banyak menghabiskan waktu di pekerjaannya dan diakuinya menekuni hidroponik awalnya hanya iseng saja. “Jenis usaha sebenarnya bukan hanya di hidroponik saja, justru lebih banyak di dunia creative. Hidroponik awalnya hanya iseng saja, tapi ternyata mengasikkan dan bisa menyuplai kebutuhan sayur sehat untuk dimakan sendiri. Pada akhirnya hidroponik mulai dikerjakan dengan serius beriringan dengan pekerjaan di dunia creative”, kata Lionindra.

Kini lahan hidroponik yang dikerjakan Lionindra diberinya nama Thankgodifarm dan di dalamnya terdapat beberapa jenis selada seperti butterhead, romaine, oakleaf, lollorosa, dan selada keriting. “Sesekali juga menanam jenis sayuran oriental seperti kangkung, bayam, dan pakcoi”, ujarnya.  Dalam menentukan komoditas yang akan ditanamnya, Linonindra mengaku tidak mengikuti arus pasar, namun fokus pada perbaikan dan peningkatan kulaitas tanamannya karena ia percaya kualitas yang bagus akan menemukan pasarnya sendiri.

Awal Mula Menekuni Hidroponik

Berawal dari iseng mencoba-coba hidroponik, lama kelamaan Lionindra mulai tertarik dan mempelajari cara bertani hidroponik yang baik dan berhasil membangun kebun miliknya dengan berbagai  komoditas sayuran. Semuanya ia pelajari secara otodidak sekaligus mencoba untuk menantang dirinya sendiri untuk menggali dan mempelajari sesuatu yang baru.

Baca Juga: Klein Mooi Plant : Meraup Untung Besar dari Budidaya Kaktus dan Sukulen

“Makanya kalau ada yang bilang hidroponik itu susah, saya pikir pernyataan itu harus ditarik lagi. Sebab ketika kita tahu setting ideal untuk kebun kita sendiri mulai dari sistem, instalasi, kebutuhan nutrisi, program tanam dan tahu membuat lingkungan seideal mungkin untuk tanaman itu semua menjadi mudah. Kalau saya dulu motivasinya lebih kepada menantang diri sendiri untuk menggali sesuatu yang baru yang belum saya ketahui, karena mempelajari hal baru itu asyik. Dan hidroponik sebagai ilmu pengetahuan buat kami adalah sebuah ruang untuk berinovasi”, tutur Lionindra.

Kendala Bertani Hidroponik

Dengan ketekunan dan niat untuk mempelajari hal baru, membuat Lionindra berhasil mengembangkan kebun hidroponik sendiri di Jakarta. Namun dibalik keberhasilannya, tentu saja ada kendala yang ia hadapi dalam bertani hidroponik selama ini. Menurutnya kendala paling utama dalam menekuni pertanian hidroponik adalah saat membuat sebuah lingkungan yang seideal mungkin yang cocok untuk untuk jenis sayuran yang ingin ditanami di kebun dengan pengetahuan yang dimilikinya.

“Namun dalam perkembangannya, banyak bertemu dengan petani yang lain, saling tukar pikiran dan sharing ilmu membuat kami terus berkembang”, imbuhnya.

Baca Juga: Dicari: 5000 Milenial Jawa Barat Yang Mau Jadi Petani

Harapan yang Ingin Dicapai

Lionindra berharap sebagai UMKM pertanian, khususnya hidroponik ia ingin berkolaborasi dengan petani-petani hidroponik lainnya sehingga akan terbentuk sebuah komunitas yang besar yang bisa memenuhi kebutuhan akan sayuran hidroponik secara lokal. “Artinya untuk mengkonsumsi hidroponik, tidak perlu lagi bergantung pada kebun-kebun besar di luar Jakarta, karena kebetulan kami tinggal di Jakarta”, ujarnya.

Selain itu Lionindra juga mengatakan bahwa peluang peluang usaha di bidang pertanian sangat luas begitu juga dengan hidroponik. Yang terpenting adalah bagaimana menemukan kualitas sayuran paling ideal dari kebun yang kemudian akan membuka peluang pemasaran, peluang membangun relasi dan peluang memperbesar usaha akan semakin besar.

Baca Juga: Dan Sulaiman, Membangun Pertanian Terintegrasi di Kota Bogor

“Tapi ini tentu sebuah proses yang panjang. Dibutuhkan kerjasama yang baik dengan banyak pihak seperti petani, pemangku kepentingan dan pembuat regulasi agar peluang yang semakin terbuka lebar ini dapat pula dinikmati oleh pemilik usaha menengah dan kecil, juga yang mikro”, katanya.

Di saat yang sama Lionindra juga menyampaikan pesan kepada generasi milenial yang ingin mencoba peruntungan atau ingin memulai usaha di bidang pertanian. “Ketika memulai sesuatu yang baru, banyak yang bilang tidak tahu. Seperti halnya pertanian, anak-anak milenial pada umumnya tidak tahu cara bertani. Tapi bukankah ketidaktahuan itu adalah jalan untuk menjadi tahu? Sekarang banyak anak milenial yang terjun ke dunia pertanian, bukan menanam secara langsung tapi membuka marketplace, membangun startup, membuat sistem automasi. Dan dunia ini kan memang dunianya anak milenial. Jadi kalau dulu petani harus ke ladang, sekarang petani bisa mengendalikan semuanya lewat smartphone dan saya pikir disitulah anak-anak milenial dibutuhkan untuk pertanian, karena memang generasi milenial punya peluang besar untuk berkarya di pertanian”, jelasnya. (ira)

 

Tonton video menarik ini:

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here