Agrozine.id-Porang merupakan umbi yang tumbuh di bawah naungan pohon besar, seperti jati di hutan. Alaminya, porang bisa kamu panen saat berumur 4 tahun. Sedangkan, pada pertanian konvensional sekitar 3 tahun. Fantastinya, dengan tips menanam porang di lahan terbuka ala Paidi bisa kamu panen dalam waktu 7 bulan.
Baca Juga: Cara Mudah Budidaya Porang, Umbi Bernilai Ekspor Tinggi
Paidi dulunya hanya seorang pemulung dengan serba keterbatsannya di Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun. Dinding rumah hanyalah anyaman bambu dan lantai tanah. Namun, setelah berhasil membuat tips menanam porang di lahan terbuka ala Paidi perlahan nasibnya berubah menjadi miliuner. Tentu, banyak petani dan orang yang ingin menjadi petani berguru dari dia.
Awalnya, Paidi mengenal porang dari teman satu panti asuhan di Desa Klangon, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun. Paidi melihat warga setempat menanam porang di bawah naungan pohon besar dan waktu panen sekitar tiga tahun.
Paidi yang mengetahui porang yang merupakan bahan baku makanan dan kosmetik tertarik bertani porang di lingkungan dia. Namun, paidi mengalami kesulitan karena geografis pegunungan yang berbukit-bukit.
Ssaat awal mencoba, 1 hektar lahan hanya menghasilkan 9 ton umbi porang. Kini, usaha Paidi bertani porang bisa menghasilkan 70 ron umbi di lahan 1 hektar. Sebagai informasi, kebutuhan porang ekspor dunia sekitar 750 ton setiap tahun dengan metode konvensional tentu sangat sulit mencapai angka tersebut.
Meski sudah sukses, Paidi tidak pelit ilmu untuk membagikan tips menanam porang di lahan terbuka untuk kamu yang mau belajar.
Baca Juga: Kementerian Pertanian Genjot Potensi Ekspor Tanaman Porang
Lahan
Paidi sudah membuktikan persawahan bisa menjadi tempat untuk menanam porang. Lahan ini harus kamu bersihkan dari gulma dan harus melewati tahapan penggemburan. Kamu juga harus membuat guludan atau area tumpukan tanah yang lebih tinggi untuk meletakan tanaman. Pada guludan, kamu bisa membuat lubang dengan jarak 25×50 cm atau 25x60cm. Isi lubang dengan pupuk kompos dan sekam agar pertumbuhan maksimal. Panen akan semakin maksimal dengan sistem monokultur bukan tumpang sari.
Penanaman porang
Paidi lebih memilih menanam porang melalui umbi ketimbang biji “katak” yang ada di antara batang dan cabang. Dengan menggunakan umbi, masa panen tiga tahun bisa menjadi 6-7 bulan. Penanaman porang biasa dilakukan Oktober–Desember pada awal masa penghujan.
Baca Juga: Polbangtan YOMA Dukung Pengolahan dan Pemasaran Porang Di Banyumas
Perawatan
Gulma merupakan tanaman pengganggu yang harus rutin kamu bersihkan karena menghambat pertumbuhan porang. Selain itu, kamu juga perlu melakukan peninggian guludan untuk membuat tanaman porang tetap tegak. Cukup mudah, kamu hanya perlu tanah dan menimbun batang porang.
Setelah melakukan pemupukan pertama saat persiapan lahan, kamu perlu memberi pupuk lagi saat porang mulai tumbuh. Kamu bisa menggunakan pupuk hayati, organik, pupuk buatan NPK/TSP. Tetapi, untuk pupuk kimia sangat sedikit sekali yang menggunakannya pada budidaya porang.
Panen
Bila mengikuti cara Paidi, kamu bisa memanen porang pada umur 7 bulan dengan menggunakan bibit umbi. Namun, ketika kamu menggunakan katak sekitar 4 tahun setelah tanam.
Kamu bisa memanen umbi porang dengan cara panen tanaman umbi-umbian pada umumnya. Tanpa perlakukan khusus. Hanya saja, umbi yang bagus berukuran mulai dari 1 kg. Di bawah, itu kamu bisa tanam kembali atau biarkan saja agar waktu panen berikutnya lebih besar.
Pastikan panen saat musim kering karena umbi porang lebih mahal saat itu.
Itulah tips menanam porang di lahan terbuka ala Paidi yang sudah merasakan madu dari porang dan membantu perekonomian warga sekitar. Kamu ingin mencoba dan berguru silahkan saja mengontak dia melalui channel youtubenya. –Dan
Tonton video menarik ini: