Agrozine.id – Berbicara mengenai lanskap selalu menarik untuk diulas. Beberapa prediksi tentang tren arsitektur lanskap biasanya muncul dari tahun ke tahun. Salah satunya adalah prediksi tren lanskap tahun 2020 oleh Damian Holmes, salah satu penulis di Worldlandscapearchitecture.com. Namun beberapa tren tersebut tidak sempat terealisasi sepanjang tahun 2020 akibat pandemi Covid-19. Nah untuk tahun 2021, Damian Holmes kembali memberikan prediksi tentang tren arsitektur lanskap tahun 2021 seperti berikut ini:
- Perubahan Iklim
Masalah terbesar dunia akan terus mengubah cara kita merancang, namun akan memiliki fokus yang lebih besar pada kesehatan karena biaya polusi udara pada manusia, ternak dan tanaman yang dirasakan dengan dampak yang semakin meningkat pada tahun 2020. Implikasi perubahan iklim bagi kota-kota tepi laut akan menjadi lebih nyata dengan banyak kota mulai mencari solusi untuk mengatasi permasalahan ini. Pola cuaca dan perubahan zona iklim akan berdampak pada pekerjaan dan lingkungan. Untuk itu perlu adanya upaya untuk mengatasi peristiwa ekstrim seperti banjir, kekeringan dan implikasi jangka panjang yang mengharuskan kita memasukkan perubahan lingkungan seperti adaptasi spesies, ketahanan pangan dan masalah lainnya.
2. Dampak Covid pada Desain
Pandemi Covid-19 yang terjadi tahun 2020 membawa dampak yang hingga tahun 2021 ini terasa. Hal tersebut terlihat dari beberapa perubahan dalam cara mendesain ruang, karena adanya perubahan dalam standar keamanan. Namun perubahan tersebut tergantung pada peluncuran vaksin dan mitigasi gelombang yang sedang berlangsung.
Baca Juga: Mengenal MACADA: Perangkat Monitoring Pengelolaan Mangrove di Indonesia
3. Penekanan pada Ruang Publik
Setelah lokcdown beberapa lama, penduduk di berbagai negara mulai kembali beraktivitas di luar ruangan dan hal tersebut mendorong kota untuk meningkatkan kualitas dan pemeliharaan ruang publik. Beberap wilayah terlihat meningkatkan penggunaan ruang publik dengan tempat sampah terbuka dan lebih banyak di dalam taman dan beberapa tempat.
4. Aktivitas Berkebun
Semakin banyak menghabiskan waktu di rumah saja membuat aktivitas berkebun semakin disukai oleh banyak orang. Mereka mendesain taman, pekarangan rumah dan beberapa tempat di sekitarnya untuk membuat tempat berkebun dan hal ini bisa meningkatkan arsitektur lanskap.
5. Ruang Sementara / Temporary Space
Tren pasar terbuka, tempat makan jalanan dan parklet akan meningkat di tahun 2021 karena melihat kota-kota mencoba menarik orang-orang dari pinggiran untuk memusatkan aktivitas bisnis di kota kecil.
Baca Juga: Upaya untuk Menghadapi Berkurangnya Keanekaragaman Hayati Global
6. Pertumbuhan Regional
Banyak orang mulai menyadari bahwa bekerja dari rumah atau dari mana saja adalah sesuatu hal yang mungkin dilakukan. Semakin banyak perusahaan yang mengizinkan karyawannya untuk bekerja jarak jauh. Oleh karena itu banyak orang biasanya lebih memanfaatkan tempat-tempat tertentu seperti laut, pohon dan beberapa tempat yang jauh dari keramaian. Hal tersebut akan meningkatkan proyek dan pekerjaan untuk arsitektur lanskap karena kota-kota regional berusaha menarik penduduk baru ke kotanya. Hal ini juga berarti akan terjadi penurunan populasi di beberapa pusat kota.
7. Transportasi
Saat kota berupaya mengatasi perubahan iklim dan meningkatkan kualitas hidup, maka akan mengubah cara kita bergerak di sekitar kota. Hal ini mengakibatkan akan adanya perubahan transportasi, kota dan ahli teknologi untuk menciptakan kota dan jalan yang layak huni untuk mengakomodasi perubahan mobilitas banyak orang.
8. Pusat Kota Pinggiran Kota
Melihat revitalisasi pusat kota dan perbelanjaan akan ada perubahan karena banyak orang lebih memilih menghindari masuk ke pusat kota. Mereka cenderung mencari kedai kopi lokal, toko kelonting dan meningkatkan aktivitas belanja online untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Arsitekstur lanskap perlu ditata ulang seperti jalan-jalan sehingga menjadi zona yang lebih ramah bagi pejalan kaki.
Itulah tren arsitektur lanskap di tahun 2021. Tren ini dapat meningkatkan jumlah kemitraan publik-swasta karena banyak kota tidak memiliki anggaran untuk menata ulang wilayah perkotaan mereka. (ira)
Tonton video menarik ini:
