Home Kampus Opini Bara Yudhistira: Perubahan Pola Konsumsi Pangan Pasca Pandemi

Opini Bara Yudhistira: Perubahan Pola Konsumsi Pangan Pasca Pandemi

perubahan pola konsumsi

Agrozine.id – Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya pandemi Covid-19 ini berdampak besar terhadap segala tatanan kehidupan kita, termasuk perubahan perilaku. Dimana perubahan perilaku pada akhirnya akan mempengaruhi pola perubahan konsumsi masyarakat, khususnya pangan. Menanggapi hal tersebut, Bara Yudhistira selaku pakar pangan dan gizi mengungkapkan pendapatnya kepada tim Agrozine.id terkait perubahan pola konsumsi pangan di dalam masyarakat.

bara yudhistira

Perubahan Pola Konsumsi yang Terjadi

Menurut Bara, perubahan pola konsumsi masyarakat saat pandemi ini sangat terlihat jelas. Dimana disaat pandemi orang cenderung tinggal dirumah dan mereka mengkonsumsi jenis pangan yang awet.

“Kita bisa melihat saat pandemi, konsumsi frozen food cenderung meningkat karena lebih tahan disimpan lama. Sudah banyak diberitakan, penjualan frozen food selama pandemi ini juga semakin meningkat. Selain konsumsi makanan cepat saji yang semakin meningkat, kini layanan delivery order juga semakin meningkat, hal itu dikarenakan untuk meminimalisir kontak fisik dan sebagainya,’ ungkap Bara, selaku dosen Ilmu dan Teknologi Pangan UNS.

Hal tersebutlah yang terjadi pada saat pandemi. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu dengan dibukanya kembali kran aktivitas masyarakat oleh pemerintah, mayarakat lebih aware terhadap sanitasi atau higienitas terhadap produk pangan yang mereka konsumsi.

“Biasanya saya sendiri ketika ingin membeli makanan diluar tentu harus melihat apakah penjual menggunakna APD atau tidak, kemudian tingkat kebersihan warungnya seperti apa,” katanya. Bara menambahkan, “Jadi intinya jika saat pandemi itu cederung lebih menitikberatkan pada jenis makanannya, sekarang sudah bergeser menjadi bagaimana jenis makanan itu disediakan atau disajikan.”

Strategi Menyambut Perubahan Pola Konsumsi

Ketika berbicara tentang strategi untuk menyambut perubahan pola konsumsi pangan tersebut tentu harus melihat dari kedua belah pihak, yaitu produsen dan konsumen. Menurut Bara, dari sisi produsen jika hal itu berkaitan dengan kesehatan bahkan keselamatan orang, tentunya para produsen makanan harus lebih aware lagi terkait sanitasi maupun higienitas produk makanan.

“Bisa dilihat saat ini setiap warung makan sudah menyiapkan wastafel untuk cuci tangan. Hal itu minimal sudah menunjukkan kepedulian mereka terhadap layanan yang diberikan. Meskipun, pada saat fase setelah new normal ini sudah banyak yang hilang juga untuk fasilitas tersebut,” ungkapnya.

Ketika para produsen makanan menyediakan fasilitas jaminan sanitasi dan higienitas, Bara meyakini hal tersebut akan mempengaruhi hasil penjualan mereka. Jika mereka tidak menyediakan fasiltas tersebut, orang cenderung enggan untuk membeli produk makanannya.

“sebenarnya penyediaan fasilitas itu merupakan investasi dari produsen agar secara ekonomi tetap terjaga, bahkan pendapatannya bisa semakin meningkat.”

Kemudian jika dilihat dari segi konsumen, Bara mengingatkan agar lebih harus berhati-hati dan waspada ketika memilih makanan yang akan dikonsumsi karena akhirnya akan berdampak pada kesehatan.

“Harusnya sebelum pandemi kita juga harus aware seperti itu. Karena jika kita peduli terhadap diri kita, harusnya sudah dimulai dari dulu,” imbuhnya.

Hal terakhir yang mungkin bisa dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu dengan memulai bisnis pangan fungsional, atau pangan yang mempunyai fungsionalitas memberikan dampak positif bagi tubuh, misalnya untuk meningkatkan imunitas. Jika ditarik mundur ke belakang ketika wabah pandemi ini mulai menyerang, banyak diberitakan bahwa harga empon-empon dipasaran meningkat, hal ini terjadi karena orang berorientasi pada pangan fungsional.

Tips-tips Menghadapi Perubahan Pola Konsumsi

Menurut Bara Yudhistira, ada tiga aspek yang dapat dilakukan untuk menghadapi perubahan pola konsumsi pangan yang terjadi pada era new normal ini, diantaranya yaitu:

Pertama, untuk meminimalisir adanya kontaminasi, ketika mengkonsumsi makanan apapun usahakan produk makanan diolah atau dijajakan dalam ruang tertutup.

Kedua, ketika mengunjungi suatu tempat makan pastikan kebersihan tempat dan pelayannya terjaga.

Ketiga, mengubah pola hidup sehat dengan beralih mengkonsumsi makanan yang sehat.

 

Itulah poin-poin perubahan pola konsumsi pangan masyarakat pasca pandemi. Kita sebagai konsumen maupun produsen atau pemilik usaha makanan harus bisa beradaptasi agar tidak hanya terpuruk dengan kondisi pandemi Covid-19 ini, akan tetapi juga dapat tumbuh dan berkembang dengan mengambil peluang yang ada di balik semuanya. (ran)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here