Home Pertanian Atasi Kekurangan Gizi dengan Teknologi Biofortifikasi Tanaman Pangan

Atasi Kekurangan Gizi dengan Teknologi Biofortifikasi Tanaman Pangan

teknologi biofortifikasi

Agrozine.id – Di negara berkembang, seperti Indonesia, setiap tahun jutaan anak-anak dan remaja terancam mengalami stunting dikarenakan kekurangan gizi. Karena itu berbagai upaya penambahan nilai gizi pangan khususnya hasil produksi tanaman menjadi perhatian khusus di dunia pertanian. Salah satunya yaitu melalui teknologi biofortifikasi.

Biofortifikasi merupakan proses menambahkan dan atau meningkatkan kualitas nutrisi dalam tanaman bahan pangan sebelum tanaman tersebut diolah atau dikonsumsi secara langsung. Tidak seperti fortifikasi konvensional, biofortifikasi dapat membuat makanan yang dikonsumsi “bernilai tinggi” sejak tanaman bahan pangan tersebut ditumbuhkan. Biofortifikasi tanaman pangan bisa menjadi salah satu solusi mengatasi masalah kekurangan zat gizi mikro seperti pro-vitamin A, zat besi, dan zinc melalui rekayasa genetika. Biasanya bentuk biofortifikasi yang biasa dilakukan adalah melalui intervensi agronomis (pemupukan) maupun genetis (pemuliaan tanaman).

Keunggulan teknologi biofortifikasi untuk tanaman adalah meningkatnya pertumbuhan dan daya tahan terhadap gangguan hama penyakit tanaman yang berdampak pada produktivitas tanaman. Kualitas dan konsentrasi nilai gizi pada hasil tanaman yang dikonsumsi pun akan semakin bertambah. Secara praktis biofortifikasi dapat dilakukan dalam jangka panjang, biaya yang relatif efisien dan efektif mudah untuk dilakukan.

Biofortifikasi pada tanaman pangan diharapkan melengkapi upaya pemenuhan kebutuhan zat gizi mikro yang selama ini telah dilakukan melalui langkah fortifikasi pangan pada tepung dan minyak.

Dalam perkembangannya, biofortifikasi menghadapi hambatan dan tantangan secara praktik maupun sosial ekonomi. Biofortifikasi agronomis dapat mencemari lingkungan manusia. Disamping itu, belum banyak diteliti keamanan pangan hasil biofortifikasi terhadap kesehatan manusia.

Pemerintah perlu menyusun strategi peningkatan kualitas gizi pangan dengan melibatkan teknik biofortifikasi, meski pangan hasil biofortifikasi belum dapat diterima sepenuhnya oleh masyarakat. Karena itu, perlu pemberian wawasan kepada masyarakat guna meningkatkan ketersediaan dan pentingnya mengkonsumsi pangan bergizi tinggi.

Biofortification - Wikipedia

Riset terkait pangan biofortifikasi saat ini sudah dilakukan oleh LIPI melalui Pusat Penelitian Bioteknologi, Pusat Penelitian Kimia, Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna, Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam (BPTBA, dan Pusat Penelitian Biologi.

LIPI telah mengembangkan teknologi biofortifikasi pada tanaman padi, singkong, jagung, jamur dan umbi-umbian. Melalui proses pemuliaan tanaman dan intervensi agronomi, tanaman tersebut dapat mengandung unsur zat gizi mikro seperti zat besi, zinc, asam folat, beta karoten (vitamin A), selenium dan betaglukan.

Dengan berbagai upaya tersebut diharapkan hasil riset biofortifikasi pangan dan produk turunannya dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengatasi masalah stunting. (ran)

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here