Agrozine.id – Dimana pun aku tinggal, aku selalu menanam bunga matahari. Kelopaknya yang mekar dan besar, melambangkan hangatnya musim panas. Manfaat jenis bunga matahari selalu menambah semangat dalam berkebun. Bunga matahari selalu menjadi bunga favoritku.
Aku ingat ketika meminta bunga ini ditanam di sepanjang pagar rumah pada orang tua, mereka dengan senang hati mengabulkan permintaan itu. Lalu kutanam bunga ini pada kebun kecil di kota tempat aku tinggal. Kemudian kami pindah ke peternakan, dan aku kembali menanam bunga matahari disana, seperti dilansir dar hobbyfarm.
Biasanya, bunga matahari yang kutanam diambil bijinya dan dijadikan hiasan dalam rumah. Bunga matahari dapat mencerahkan ruangan, berbeda dari bunga lain. Aku bahkan tidak tega memotong batangnya karena bunga ini tumbuh dengan baik untuk lingkungannya. Dan melihat pertumbuhan bunga ini membuatku semakin menyukainya.
Ketika aku mulai menanam bunga matahari di kota, burung Goldfinch selalu menghampiri kebun. Burung ini biasanya memakan biji-bijian. Jika ingin menarik perhatian burung kuning ini, akan sulit jika tidak memiliki bunga matahari di kebun. Dan adanya burung Goldfinch menambah keindahan bunga matahari bagiku, menjadi alasan untuk aku menanam bunga ini hingga tahun mendatang
Aku biasa menanam bunga matahari di luar rumah agar dapat melihat burung beterbangan dari jendela. Namun, tahun ini aku memilih untuk menanamnya di kebun sayur yang terletak di ujung jalan, di bawah bukit dan peternakan lebah kami. Memang agak jauh dari rumah, aku tidak bisa memantau burung Goldfinch dari ruang tamu. Tapi kami selalu disambut indahnya kelopak besar dan mekar ini setiap berjalan pulang ke rumah.
Suatu pagi, aku berjalan tanpa alas kaki di kebun saat embun pagi masih terasa. Tiba-tiba aku mendengar suara dengungan yang datang dari arah bunga matahari. Ketika aku mendekati asal suara, terlihat gerombolan lebah yang menutupi benang sari dan putik bunga dengan diameter 20 cm. Sebagian besar yang ada di bunga itu adalah lebah yang sedang menyerbuki bunga. Dalam jarak yang lebih dekat, terlihat setidaknya tiga jenis lebah yang sedang ‘makan besar’ di waktu bersamaan. Ada lebah madu, lebah kumbang, dan satu lebah kecil yang tidak kukenali. Sebuah pemandangan yang indah.
Setelah tinggal di peternakan ini selama dua tahun, aku sering memikirkan dimana aku akan tinggal dan bekerja. Aku merenungkan kebun dan kerjaan yang aku senangi, dan juga merenungkan yang tidak aku senangi. Aku mempertimbangkan hal yang menjadi keahlianku, dan kelemahanku. Aku memikirkan rencana untuk kebunku tahun depan dan beberapa ide untuk membuat kebun dengan menambahkan ternak. Aku selalu menargetkan rencana dalam pikiran. Banyak sekali hal yang harus dilakukan dan ingin kulakukan. Memprioritaskan sesuatu yang sesuai dengan passion dan keahlian adalah kunci utamanya. Tapi satu hal yang tidak akan berubah, bunga matahari selalu ada dalam setiap rencana. (Rin)
