Home Kampus Kenalkan Program UPPO, Saatnya Petani Merdeka dari Ketergantungan Pupuk Kimia

Kenalkan Program UPPO, Saatnya Petani Merdeka dari Ketergantungan Pupuk Kimia

Agrozine.id – Penggunaan pupuk anorganik atau pupuk kimia sudah menjadi budaya bagi petani di Indonesia. Pupuk kimia dianggap lebih praktis dan efektif penggunaanya untuk tanaman. Padahal, penggunaan pupuk kimia secara berlebih akan menimbulkan dampak negatif seperti pencemaran lingkungan, produktivitas pertanian semakin menurun, membunuh organisme dan mikroorganisme, merusak tanah, serta mengganggu keseimbangan hara.

Dr. Sarwo Edhy, S.P., M.M., Direktur Jendral Sarana dan Prasarana Pertanian menyampaikan bahwa kebutuhan pupuk yang difasilitasi pemerintah melalui subsidi pupuk, rencananya pada tahun 2021 akan dikurangi secara bertahap. Hal ini bertujuan untuk membatasi ketergantungan petani terhadap penggunaan pupuk kimia seperti contohnya pupuk Nitrogen (N).

Kementerian Pertanian bersama stakeholder pupuk organik maupun kimia akan memfasilitasi pembinaan kepada petani untuk memproduksi pupuk organik melalui program bantuan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO).

Hal tersebut beliau sampaikan dalam acara webinar Dies Natalis ke-74 Fakultas Pertanian UGM, Departemen Mikrobiologi Pertanian, yang bertema “Memerdekakan Pertanian dari Ketergantungan Pupuk Nitrogen” pada bulan Juli 2020.

Dosen Mikrobiologi Pertanian UGM, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D., mengungkapkan, pemanfaatan pupuk Nitrogen (N) di Indonesia berada di angka 50-75 kg N.

Sebenarnya produksi pertanian masih bisa bertahan tanpa harus menggunakan pupuk kimia. Jaka menerangkan, penggunaan tanaman legume sebagai bahan penambat Nitrogen dapat meningkatkan kandungan N dalam tanah hingga 80%. Jika bisa mengoptimalkan jumlah sumbang bakteri penambat Nitrogen, misalnya simbiotik sebesar 485 kg per hektar per tahun, maka tidak perlu lagi menambahkan pupuk kimia pada lahan tersebut.

“Kita bisa melakukan rekayasa secara cepat kehidupan yang ada di perakaran dengan mikoriza. Dengan rekayasa ini, kehidupan mikroba penambat nitrogen di perakaran juga bisa optimum, sehingga sumbangan Nitrogen terhadap tanaman juga akan optimum.” jelasnya.

Ir. Fauzan Khumaedi, Plantation Advisor & R.D. Director PT. Great Giant Pineapple (GGP), juga menyampaikan materinya tentang pengelolaan pupuk Nitrogen di perkebunan besar. Menurut beliau, pengelolaan pupuk yang sesuai itu mencakup beberapa hal yaitu tepat bahan, tepat aplikasi, tepat dosis, dan tepat waktu.

“Pengelolaan lahan di perkebunan perlu dilakukan karena akan berpengaruh terhadap ketersediaan Nitrat dan kualitas tanah. Pentingnya membuat desain berdasarkan digital surface model dan penggunaan prinsip-prinsip konservasi” jelasnya.

PT. Great Giant Pineapple memproduksi sendiri pupuk kompos dan POC (Pupuk Organik Cair) untuk menambah jumlah Nitrogen yang dibutuhkan oleh tanaman perkebunan. Selain itu, mereka juga mengembangkan inovasi dalam pemupukan dan monitoring dengan cara menggunakan aplikasi boom spraying dan martignani sprayer. Saat ini sedang dikembangkan pola pemupukan dengan penggunaan GPS. Berbagai teknologi menggunakan drone memiliki akurasi sekitar 70% dan dapat melihat secara spasial plot-plot yang mengalami kekurangan Nitrogen dengan memperhatikan klorofil. (Ran)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here