Home Kampus MURI Berikan Penghargaan kepada Dua Peneliti dari Fakultas Peternakan UGM

MURI Berikan Penghargaan kepada Dua Peneliti dari Fakultas Peternakan UGM

Peneliti UGM terima penghargaan MURI

Agrozine.id – Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada dua peneliti dari Fakultas Peternakan UGM yaitu dan Ir. Dyah Maharani, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM. dan Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN. Eng. Penghargaan tersebut diserahkan secara daring pada Kamis (6/8/2020) lalu.

Dyah Maharani mendapatkan penghargaan MURI berkat penelitiannya terkait alat penanda DNA pada hewan ternak. Ia berhasil menemukan suatu alat yaitu berupa marker DNA untuk menyeleksi ayam-ayam yang akan memproduksi daging dengan kandungan asam lemak tidak jenuh. Marker DNA tersebut ada pada gen Stearoyl-CoA Desaturase (SCD), dimana gen ini berperan dalam metabolisme asam lemak.

Marker DNA yang telah ditemukan oleh Dyah ini sudah dipatenkan di lembaga paten Korea dan bermanfaat untuk mempermudah para peternak ayam dalam memilih ayam-ayam yang akan dibudidayakan.

Dyah mengungkapkan bahwa dengan dilakukannya seleksi, ayam-ayam tersebut akan memproduksi daging yang memiliki kandungan asam lemak tidak jenuh yang baik untuk kesehatan manusia. Seperti yang kita ketahui, adanya kandungan asam lemak tidak jenuh pada daging ayam ini diyakini dapat menurunkan kolesterol jahat atau low-density lipoprotein (LDL).

Saat ini, pola makan modern menunjukkan kecenderungan masyarakat untuk mengonsumsi makanan tidak sehat yang memicu peningkatan kolesterol di dalam darah. Tanpa pola makan yang berimbang, perilaku konsumsi ini dapat memicu penyakit degeneratif seperti jantung koroner, diabetes, serta darah tinggi.

Selain Dyah, ada Profesor Ali Agus yang juga menerima penghargaan dari MURI berkat penelitiannya dalam pembuatan teknologi fermentasi pakan komplet yang disebut “burger pakan”. Tujuan pengembangan burger pakan ini tidak lain yaitu untuk meningkatkan kualitas nutrisi pakan.

Profesor Ali menjelaskan, teknologi fermentasi pakan komplet burger pakan telah dikembangkan sejak 15 tahun terakhir. Pengembangan teknologi pakan tersebut didasarkan pada fakta bahwa banyak peternak sapi potong memberi pakan dari limbah pertanian yang memiliki kualitas nutrisi relatif rendah.

Pemberian pakan ternak menggunakan komposisi burger pakan yang terbuat dari jerami, padi, dedak gandum, molase, dan larutan mikroba ini dapat dikatakan lebih menguntungkan. Hal tersebut karena bahan-bahannya yang aman, mudah ditemukan dan harganya yang lebih murah jika dibandingkan dengan pakan ternak buatan pabrik.

Pengembangan burger pakan ini menggunakan multi mikrobia yang dinamakan saos burger pakan untuk meningkatkan kualitas nutrisinya . Sapi yang mengkonsumsi pakan dengan penambahan atau perlakuan saos burger pakan, nutrisi dan kecernaannya meningkat sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas ternak. (ran)

 

Dilansir dari berita UGM (8/8/2020)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here