Home Peternakan Budidaya Sapi Bali, Mengenal Morfologi dan Karakteristiknya

Budidaya Sapi Bali, Mengenal Morfologi dan Karakteristiknya

Agrozine.id – Sapi bali adalah jenis sapi ras yang memiliki keunggulan. Ternak ini adalah keturunan asli banteng liar yang telah mengalami proses domestikasi. Sapi bali memiliki keunggulan dalam daya reproduksi, adaptasi dan persentase karkas yang tinggi. Dalam artikel ini kita akan membahas cara budidaya Sapi Bali dan mengenal karakteristiknya.

Morfologi Sapi Bali

Sapi Bali memiliki bentuk badan memanjang, dada dalam, badan padat , bertanduk, kepala agak pendek dan dahi yang datar. Sapi ras ini memiliki panjang badan berkisar antara 125-135 cm untuk jantan dan 110-118 cm untuk betina. Sapi Bali jantan dan betina memiliki warna putih pada kaki, mulut dan juga pantatnya. Warna bulu sapi Bali jantan hitam sedangkan sapi betina memiliki bulu berwarna merah bata.

Sebelum melakukan budidaya sapi Bali, perlu ketahui juga dari warna bulu Sapi Bali jantan dan betina yang berubah saat dewasa. Sapi bali jantan berubah akibat adanya pengaruh hormon testosteron. Sapi ini memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan jenis sapi lainnya yaitu lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan, mampu beradaptasi dengan mutu pakan yang rendah, memiliki produksi karkas yang tinggi dan memiliki tingkat fertilitas yang tinggi.

Sementara pada sapi Bali betina di bagian punggungnya terdapat garis belut berwarna hitam. Bagian ujung ekor sapi Bali baik jantan maupun betina berwarna hitam.

Pakan Sapi Bali

Jenis Sapi Bali yang merupakan sapi dari ras unggulan memiliki kemampuan beradaptasi yang baik terhadap kualitas mutu pakan yang rendah. Ada dua jenis pakan untuk sapi Bali yaitu pakan hijauan dan pakan konsentrat atau penguat.

Ketika akan melakukan budidaya sapi Bali, perlu perhatikan juga pemberian pakan untuk sapi Bali, yaitu minimal 10% dari berat badannya, sedangkan indukan sapi yang sedang bunting sebaiknya diberi pakan penguat berupa dedak padi sebanyak 1,5-2 kg/ekor /hari.

Reproduksi Sapi Bali

Sapi Bali mengalami pubertas saat berumur 2-2,5 tahun dan dan birahi sapi akan terulang setiap 21 hari sekali dalam kondisi tidak dikawinkan. Secara umum dikenal dua sistem kawin sapi Bali yaitu kawin alami dan dengan inseminasi buatan.

Indukan sapi Bali yang masih produktif memiliki kemampuan beranak sebanyak 12 kali dengan jarak melahirkan dari 16 bulan dan bobot anakan yang dilahirkan bisa mencapai 22 kg.

Cara Budidaya Sapi Bali

1. Pemilihan Bibit Unggul

Bibit yang digunakan untuk budidaya Sapi Bali tentu harus bibit unggulan. Berikut adalah hal penting yang menjadi perhatian dalam pemilihan bibit sapi Bali:

  • kaki tidak cacat dan mulut tampak datar
  • perut dan tulang rusuk tidak melengkung kedalam
  • punggung sapi sejajar dan tidak melengkung
  • leher tebal,kuat dan bergelambir
  • mempunyai kepala yang besar dan seimbang dengan badan
  • sapi yang siap dijadikan bibit adalah yang sudah berumur 1 tahun

2. Persiapan Kandang

Lokasi kandang yang baik untuk budidaya Sapi Bali adalah daerah yang mudah terjangkau dan diawasi. Secara umum terdapat dua tipe kandang yaitu kandang individu dan kandang kelompok. Namun sebaiknya gunakanlah kandang individu untuk pertumbuhan sapi lebih cepat karena di dalam kandang kelompok akan memungkinkan terjadinya perebutan pakan terbatasnya ruang gerak sapi.

3. Perawatan Sapi Bali

Perawatan ini meliputi pemberian pakan dan pemeliharaan kandang sapi. Pakan untuk Sapi Bali berupa pakan hijauan dan konsentrat. Pakan hijauan diberikan pada siang hari sesudah pemerahan dengan bobot 30-50 kg per hari.

Selain itu perlu diperhatikan kebersihan kandang sapi. Kandang harus dalam keadaan bersih untuk menjaga kesehatan dan mencegah sapi menjadi stress.

4. Panen

Sapi Bali bisa dipanen setelah berumur cukup dan dewasa. Sapi Bali ini memiliki harga jual yang relatif tinggi sehingga budidaya sapi bali menjadi pilihan usaha yang menjanjikan. (ira)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here