Home Pertanian Dana Menyelamatkan Spesies Terancam Belum Dialokasikan Sepenuhnya

Dana Menyelamatkan Spesies Terancam Belum Dialokasikan Sepenuhnya

Spesies Terancam

Agrozine – Para peneliti dari Carleton University dan Environment and Climate Change Canada meneliti rencana pemulihan konservasi pada lebih dari 2.000 spesies yang terancam punah di Amerika Serikat, Selandia Baru dan New South Wales, Australia. Yang mengejutkan, mereka menemukan bahwa setengah dari anggaran pemulihan spesies dialokasikan untuk penelitian dan pemantauan, bukan tindakan nyata. Pendanaan ini memerlukan tindakan langsung, karena ketika penelitian dan pemantauan menerima proporsi anggaran yang lebih tinggi, spesies yang terancam punah akan berada kondisi yang lebih buruk. Studi ini dipublikasikan di Nature Communications.

“Spesies yang terancam membutuhkan tindakan cepat untuk menghindari kepunahan dan, sebagai seorang peneliti, menemukan betapa sedikit sumber daya berharga kita yang dianggarkan untuk tindakan langsung, menjadi pertanda untuk kita” ujar Rachel Buxton dari Carleton University, penulis utama dan peneliti pasca doktoral Jurusan Biologi.

“Dalam beberapa hal, ini seperti menghitung kursi geladak di kapal Titanic. Kami membutuhkan penelitian dan pemantauan yang kuat untuk membuat keputusan yang tepat, namun mengingat krisis keanekaragaman hayati, kami perlu fokus pada pengumpulan informasi yang diperlukan untuk mendukung tindakan,” tambah Rachel.

Mengingat anggaran mereka yang terbatas, lembaga yang terlibat dan membantu pemulihan spesies yang terancam punah seringkali ragu untuk bertindak, saat hasilnya tidak pasti, sehingga terdapat motivasi untuk mengumpulkan lebih banyak data. Dalam banyak kasus, informasi baru diperlukan untuk merancang dan melaksanakan tindakan konservasi yang tepat. Namun, studi menunjukkan bahwa ketika fokus pada penelitian dan pemantauan, dana yang tersedia untuk tindakan akan berkurang dan spesies yang terancam punah tidak mungkin dapat dibantu.

“Sebagai ilmuwan, kami senang mengumpulkan data,” kata Joseph Bennett, penulis riset dan profesor Departemen Biologi, “Namun, yang lebih penting ialah melindungi spesies dari kepunahan. Kami ingin memastikan bahwa kami bijaksana dengan sumber daya kami, mencapai keseimbangan yang tepat guna mendapatkan lebih banyak data dan menggunakan data untuk bertindak, sehingga kami dapat menyelamatkan spesies dari kepunahan,” pungkas Joseph.

Tim peneliti menekankan, terdapat sebuah alat bidang dalam bisnis dan ekonomi guna membantu menyeimbangkan sumber daya dengan lebih baik, yakni melalui pengumpulan informasi dan mengadakan hal yang dapat membantu mencegah kepunahan. “Kami kehilangan spesies lebih cepat dari sebelumnya, dan kini saatnya untuk bertindak,” ujar Buxton. “Sejauh ini, upaya kami untuk menyelamatkan spesies terancam gagal, kami membutuhkan bantuan semua pihak, dukungan dari publik dan pendekatan lebih jika ingin melindungi satwa liar yang terancam punah,” tambahnya.

Menghabiskan setengah dari anggaran konservasi untuk penelitian dan pemantauan spesies terancam, memiliki porsi yang lebih tinggi dibandingkan pada sektor lain. Di sektor swasta, 10 perusahaan terbesar teratas, termasuk Amazon dan Apple, menggunakan hampir 10 persen dari pendapatan tahunan mereka untuk penelitian dan pengembangan. Pengeluaran untuk konservasi yang tidak proporsional ini memperkuat masalah yang lebih besar, bahwa kegiatan yang bertujuan untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati dan spesies yang terancam kekurangan dana dan kurang dihargai. (rin)

Dilansir dari Phys

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here