Home Pertanian Kacang Tunggak Sebagai Alternatif Pengganti Kedelai Tempe

Kacang Tunggak Sebagai Alternatif Pengganti Kedelai Tempe

irAgrozine.id – Guru Besar IPB University, Prof Dr Muhammad Syukur menjelaskan salah satu alternatif pengganti kedelai tempe. Kacang tunggak yang diduga berasal dari Afrika dan Asia adalah alternatif pengganti kedelai dan dapat bertahan dengan baik di lingkungan Indonesia, terutama di lahan marginal. Produktivitas kacang tunggak bisa mencapai hingga 3-4 ton per hektar. Kandungan protein kacang tunggak pun cukup tinggi mencapai 24 persen. Saat ini terdapat varietas kacang tunggak dengan biji warna putih dan ukuran bijinya yang cukup besar sehingga mirip dengan kedelai.

“Secara keseluruhan proses pembuatan tempe dengan kacang tunggak sama dengan kedelai. Perbedaannya terletak pada pemecahan biji, lama perendaman biji, lama pencucian, lama pemanasan, peragian dan suhu fermentasi. Hal ini karena bentuk kacang tunggak agak lonjong, kandungan kerbohidratnya lebih tinggi daripada kedelai”, ujar Prof Syukur.

Baca Juga: Mengenal Tanaman Kenaf, Penghasil Serat Alami Berkualitas

Untuk digunakan sebagai substitusi kedelai, dijelaskna Prof Syukur bahwa kacang tunggak bisa dijadikan pilihan. Hal ini bisa menjadi alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada kedelai utama pada saat harga kedelai melambung yang membuat konsumen maupun produsen terpuruk. Selain dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan tempe, kacang tunggak juga dapat digunakan sebagai bahan untuk pembuatan bubur, camilan goreng dan bahan pembuat sayur kerecek dan polong muda serta daun mudanya dapat digunakan sebagai sayur atau lalapan.

Baca Juga: Optimalkan Pemanfaatan Kedelai Lokal dengan Gerakan Tanam Kedelai di Indonesia

“Salah satu masalah dalam penyediaan bahan baku kedelai adalah ketergantungan pada impor. Lidah masyarakat kita tentu sangat dimanjakan dengan tempe dari kedelai impor tersebut. Oleh karena itu perlu edukasi kepada masyarakat agar juga dapat menyukai tempe kacang tunggak. Mungkin saja untuk tahap awal dilakukan pencampuran bahan baku antara kedelai dan kacang tunggak, agar kualitas tempe tidak terlalu jauh berbeda dengan tempe kedelai. Selain itu, tentu bahan baku kacang tunggak harus dapat disediakan secara massal dengan harga relatif murah. Teknologi budidaya kacang tunggak yang dapat meningkatkan produktivitas namun dengan biaya yang tidak terlalu tinggi sangat diperlukan. Teknologi tersebut diantaranya adalah penyediaan varietas unggul, pengolahan lahan, pemupukan, pengaturan jarak tanam, pemeliharaan, panen dan pasca panen”, ujar Prof Syukur.

Dengan munculnya kacang tunggak sebagai alternatif pengganti kedelai tempe ini diharapkan kepada pelaku usaha selaku penyedia bahan baku dapat menyediakan kacang tunggak sesuai permintaan dengan harga bersaing, sedangkan para pelaku usaha pembuat tempe dapat mencoba kacang tunggak sebagai bahan baku pembuatan tempe. “Diawali dengan pencampuran kacang tunggak dengan kedelai, lalu tempenya diperkenalkan kepada masyarakat. Mudah-mudahan suatu saat nanti bisa menggunakan 100 persen kacang tunggak untuk produksi tempe”, kata Prof Syukur. (ira)

 

Tonton video menarik ini:

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here